Benar bahwa pada suatu ketika, kita yang dulunya saling tidak kenal akan takut jika tak dengar kabar. Kita yang dulunya masa bodoh, akan berubah jadi peduli. Dan kita yang dulunya ingin sama, ternyata harus suka menikmati setiap perbedaan.
Kelak, akan ada pada suatu masa, dimana hatimu hanya akan benar-benar nyaman pada satu orang. Kau risau jika tidak tahu kabar darinya, kau risau jika tidak tahu dia sedang dimana dan kau menangis jika ia duluan pergi meninggalkanmu, entah untuk selamanya atau hanya sementara waktu saja.
Percayalah, hal itu akan benar-benar terjadi. Dan jika aku boleh jujur, sekarang ia telah melibatkan diriku. Melilit tubuhku pada sebuah tiang yang tertancap kuat di hatimu. Aku tidak bisa bergerak dan aku suka rela untuk menyerah lalu berdiam disana.
Bagiku perihal mendapati adalah sebuah anugerah, kepergianmu adalah sebuah ujian. Meski kesyukuran menanti segalanya sehabis hujan. Seperti seorang anak yang menunggu ayahnya pulang. Yang ada di genggaman jemarinya hanyalah kecewa atau bahagia.
Dan kali ini aku bertemu denganmu yang membuat diriku merasa lebih dari tercukupi. Yang membuat duniaku lebih mewah dan megah. Yang membuat diriku iklas untuk bisa berkerja keras demi masa yang entah kapan akan kita rasa berdua.
Aku percaya, kau adalah orang yang selama ini aku cari-cari. Kau adalah salah satu yang membuat ganjil menjadi genap, gelap menjadi bercahaya, sepi jadi tawa dan fana jadi abadi. Di keningmu kesedihanku luntur, di kelopak matamu bahagiaku lahir dari rahim-rahim yang suci.
Benar, kelak pada suatu waktu, akan ada seseorang yang sangat berharga bagi diri kita masing-masing. Kau akan merasa takut jika ia hilang dan ketika di dekatmu hatimu akan merasa tercukupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Adalah Perang
Poetry"Akan ada saatnya dimana kita bisa memilih dan sedia menerima pilihan. Sebab cita-cita cinta hanya bisa di usahakan, tanpa bisa di paksakan. Akan ada saatnya dimana aku kembali lagi bersama diriku sendiri. Sebab setelah jauh mengikuti langkahmu, aku...