Sulit sekali rasanya mengatakan "Aku biasa saja tanpamu disini, kau baik-baik saja disana. Kejar yang ingin kau raih. Tenang, rindu ini bisa kutahan".
Semua hal yang sukar itu telah aku alami. Berusaha ikut meramaikan hati diantara mereka yang tertawa tanpa beban dan masalah. Berusaha untuk tidak mengganggmu, karena kau pasti sangat sibuk dengan segala kegiatanmu. Berusaha untuk tetap dalam keadaan baik-baik saja walau pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang bisa bertahan tanpa kekasih yang sangat ia butuhkan.
Lalu bagiku, juga tidak mudah menahan amarah dan rasa egois. Menciptakan ruang sendiri dengan penuh kepalsuan. Mencoba mendengar musik yang pada hakikatnya hanya nada-nada kosong. Ah, aku tidak pernah membayangkan akan seperti ini jadinya. Dan aku tidak bisa mengatakan hal lain padamu selain kata "Tenang.. tenang.. semuanya akan baik-baik saja".
Kemudian bagaimana?
Entahlah, aku tidak bisa menjawab dan menyimpulkan masalah ini. Karena bagiku, anginpun butuh desau untuk ada. Jantungpun butuh detak untuk hidup. Dan malampun butuh sunyi untuk bermakna. Maka jelas, aku juga membutuhkanmu untuk tetap bisa bertahan dan merasakan nada-nada hidup dengan segala perisa.
Untukmu..
Jika suatu waktu aku diluar kendali dan membuatmu risih, pahamilah, bahwa aku hanya sedang mencoba berdamai dengan hati dan duniaku sendiri.Tanpamu itu sangat berat, tapi jauh lebih berat lagi ketika kau ada, ternyata kita bukan lagi siapa-siapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Adalah Perang
Poetry"Akan ada saatnya dimana kita bisa memilih dan sedia menerima pilihan. Sebab cita-cita cinta hanya bisa di usahakan, tanpa bisa di paksakan. Akan ada saatnya dimana aku kembali lagi bersama diriku sendiri. Sebab setelah jauh mengikuti langkahmu, aku...