Pesawat Kertas

75 6 0
                                    

Sebentar.. Sebentar.. Apakah kali ini aku boleh memanggilmu 'kekasih'?.

Sebab mungkin segala macam hal ajaib ini tercipta saat aku menatapmu. Baik itu dari kejauhan ataupun dari dekat. Iya dekat, namun aku tak bisa apa-apa.

Entahlah, apakah kali ini aku suka? Malu? Atau kau bisa menjelaskan peraasaan apa yang telah aku alami tersebab dari senyumanmu? Aku kira kau akan lebih paham tentang apa yang sedang aku alami.

Setiap malam harapan ini selalu menggamang tanpa tahu tujuan. Setiap hari khayalan ini selalu terambang tanpa tahu kapan akan tertambat. Setiap detik perasaanku selalu cair dan melebur hanya meninggalkan seberkas tanda tanya.

Wahai kau yang aku harap. Sudah bisakah kau membukakan hati untukku? Pada perasaan yang teramat dalam ini?. Apa lagi usaha yang kurang dan mesti aku coba? Menundukkan pandangan, mencoba tak mengusikmu, mencoba tak merayu, mencoba tak memberikan hati pada yang lain, apakah ini masih kurang?.

Ya, aku juga tahu jodoh itu ada dan takkan pernah tertukar, tapi entahlah, masih juga ada perasaan takut jika tiba-tiba kau tak pernah memahami apa yang aku dambakan, apa yang aku rasakan, hingga kau memilih mengacuhkan sebab mungkin diriku yang tak berani memulai apa-apa. Seumur hidupku, inilah perasaan tersulit yang harus aku pikul sendirian.

Tentunya aku juga berharap kita akan bersama-sama kelak. Menelusuri hari yang masih penuh dengan misteri dan rekayasa. Aku masih berharap kelak akan ada kau di sebelahku saat aku jatuh dan terpuruk. Kita duduk di ruang tamu dan kau menenangkan gundah gulana yang menerpa.

Hai, yang dalam khayalan selalu aku panggil kekasih, apakah kelak kita akan bersama atau hanya akan menjadi sebuah pesawat kertas yang melayang-layang tanpa tujuan?

Mencintaimu Adalah PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang