Menepati Janji

99 3 0
                                    

Duduk saja di sebelahku, karena aku khawatir jika ada sajak-sajak yang berani meledakkan jantungmu atau sekedar memotong urat nadimu. Sebab kadang kata-kata dan sajak-sajak nakal ini sangat sulit terkendalikan, apalagi saat melihat orang yang sesempurna dirimu.

Pagi ini kita akan melintasi laut yang tenang. Kau sesekali menyentuhkan tanganmu ke bibirnya, ingin merasakan menyatu dengannya dan aku cemburu, sebab aku tak sekalipun mengizinkan apapun menyentuh telapak tanganmu termasuk air laut dan kata-kata.

Kali ini kita akan berkunjung ke museum. Disana masih ada sebagian dari diriku yang setia menjadi patung. Mungkin kelak jika aku mati disini, masih ada sebagian dari diriku yang akan menjelma untuk menemanimu, hingga kata-kata tetap tak bisa menyentuhmu.

Di tengah perjalan, aku sangat benci air laut yang memercik menyentuh kulit tubuhmu, berani kali ia!.
Kau tersenyum melihatku yang menggerutu terbakar cemburu. Aku menyembunyikan senyuman, sebab aku hanya ingin memperlihatkannya untukmu saat kita memang benar-benar berdua. Hingga kau menikmati setiap desah tertulus yang ada dalam diriku.

Sajak-sajak ini hanya kepalsuan. Aku dan cintaku yang sejati hanya bisa kau rasakan saat jiwa kita menyatu sebelum tidur, saat jalan-jalan, saat makan dan saat aku menjadi pendongeng. Sajak-sajak ini hanyalah perantara. Namun ia bisa menghancurkan semesta. Tapi jangan takut, aku akan jadi tameng untuk menjaga keutuhan senyummu disetiap waktu.

Tidak ada yang lain dibenakku selain menjadi seorang yang paling menyenangkan untuk dirimu. Sebab apa gunanya menjadi penjaga, sedang kau tidak pernah nyaman dengan kelakuanku. Kau memang kasihku dan bagiku sepatutnya kau juga harus bisa menjadi kekasih bagi dirimu sendiri. Aku tak akan pernah membatasi ruang gerakmu, selagi kau bisa memahami aku ada disana.

Dan kita telah sampai di museum. Kau memelukku disana, semua orang menuju ke arah kita termasuk kata-kata. Terserah saja, mereka hanya cemburu sebab semestanya telah di ledakkan oleh kata-kata.

Mencintaimu Adalah PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang