Cerita Sebelum Tidur

64 2 0
                                    

Sayang.. Akankah kita tetap kokoh sebagai sebuah sangkar bagi sepasang burung yang ingin menetap atau hanya sekedar berteduh?

Ada ribuan bintang di kepalamu dan aku adalah salah satu yang terbuang darinya. Ada ribuan kunang-kunang di hatimu dan aku adalah salah satu yang mati karenanya. Sayang, perumpaan itu hanya sebatas imajinasi. Yang sesungguhnya itu sederhana, apakah aku memang ada saat kau butuh dan apakah kau ada saat aku membutuhkanmu?

Kita terlalu suka memberi harapan. Kita suka membuat mimpi-mimpi. Kita suka berbicara masa depan. Kita suka berbincang ringan tentang anak-anak kita, nama-namanya dan warna bajunya. Terlalu rumit.
Sebentar, tapi apakah kita pernah berbicara tentang kehilangan? Apakah kita pernah bercerita tentang bagaimana jika kau dimiliki oleh orang lain kelak? Apakah aku rela? Itu sebenarnya pertanyaan yang sederhana, sayang. Tapi apakah kita terima dan mampu menjawab.

Sayang.. Seperti biasa. Akan tetap ada anjing-anjing nakal yang setia menunggumu diluar sana. Dan aku adalah si pecundang yang selalu kecemasan jika kau di rebut tiba-tiba. Aku tak pernah bisa rela dan menerima. Padahal Apa salahnya jika kau di bawa pergi anjing itu? Toh jika kau mau kau akan menerima dan jika tidak, pasti kau akan melawan dan kembali padaku.

Aku juga sempat bertanya-tanya apakah kita hanya sedang menjaga tanpa pernah merasa memiliki? Terkadang aku juga dibuatnya takut, ya demikianlah yang aku rasa. Tapi sewajarnya saja, sekarang aku ingin menjaga dan memilikimu, entah kalau esok.

Aku selalu berharap: aku menemukan cinta padamu, aku menemukan kasih padamu, aku menemukan diriku padamu, aku menemukan semesta padamu dan aku menemukan kehilangan padamu. Sunggu, aku ingin.

Namun sungguh beruntung jika ada seorang yang mendapatimu esok, selain aku.

Mencintaimu Adalah PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang