Sepasang kaki seorang gadis tengah berjalan santai dilorong sebuah apartemen,setibanya gadis itu didepan salah satu pintu,ia langsung memasukkan kata sandinya dan pintu terbuka.
Gadis itu berjalan masuk lalu menutup pintu dan di dalam sana terlihat seorang cowok sedang bersandar disofa yang ukurannya lumayan besar sambil mengenakan headset dikedua telinganya dengan kedua mata tertutup.
Syilla membawa langkahnya untuk mendekati cowok itu,tepat saat tiba dihadapan cowok itu Syilla tersenyum lalu tangannya terulur untuk membelai lembut rambut hitam cowok itu.
"Kalau capek mending tidur aja".
Tangan Syilla tiba tiba ditarik oleh cowok itu sehingga badan Syilla terjatuh tepat disebelahnya.
Syilla membeku sementara Rafta mulai membuka matanya perlahan, "Gue lagi mimpi dinegeri dongeng ya?".
Syilla tak paham dengan kata kata Rafta ia hanya diam sambil sesekali mengedipkan matanya perlahan.
Rafta tersenyum,"Kenapa ada Cinderella dihadapan gue?".
Tunggu mengapa Syilla saat ini kehilangan kata kata? Tak seperti biasanya gadis ini hanya diam saja tanpa menimpali ucapan orang lain.
Rafta membingkai pipi Syilla,"Kenapa diem aja? Lagi mikirin apa?".
Syilla menggeleng,"Nggak,katanya mau jalan kok kamu masih pakai baju santai?".
"Jadi males keluar rumah kalau udah ada kamu disini,aku laper mendingan kamu masakin buat aku,gimana?".
Syilla mengerjapkan matanya beberapa kali,tak salah dengar nih Rafta menyuruhnya memasak?
"Masak? Emang ada bahan bahannya?".
Rafta tak menjawab tapi ia menarik tangan Syilla lalu membawa gadis itu kedepan kulkas besar lalu membukanya dan ternyata didalam kulkas itu ada banyak bahan makanan yang bisa dimasak.
Syilla terkejut,"Ga salah nih?".
"Mending langsung masak aja deh Syill,aku pengen makan masakan kamu".
"Oke".
Ehh jangan salah gini gini juga Syilla bisa masak lah,rasa mah pikir belakangan aja yang penting bisa nyalahin kompor agagagaga.
Syilla mengambil beberapa bahan makanan lalu ditaruhnya di meja dapur,ia mulai memotong sayuran dan Rafta berada disampingnya sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana.
Aww
Pekikan dari gadis itu terdengar, tangan Syilla tak sengaja teriris pisau dapur lalu Rafta segera menghampiri dan mengambil telunjuk Syilla yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah itu.
"Baru motong aja udah keiris gimana nanti kalo masak bisa kebakaran nih apartemen", Rafta mengambil kotak P3K lalu mulai mengobati luka Syilla.
"Ihh kamu kok ngeledekin sih".
"Gue jadi inget pas ngobatin lo di UKS dan gue rasa saat itu lo berharap diobatin sama Ricky kan?", lanjutnya.
"Nggak kok,ngapain juga".
Rafta tertawa kecil dan menyelesaikan kegiatannya,"Udah".
"Makasih", Syilla berjalan kearah meja dapur dan ingin melanjutkan kegiatan masaknya tapi lengannya ditarik oleh Rafta.
Gadis itu ditarik untuk duduk didepan meja dapur,"Biar gue aja yang masak".
Syilla mengerjapkan matanya,"Serius? Nggak,biar aku aja,kamu kan ga bisa masak".
Rafta tertawa kecil,"Rafta mah bisa apa aja".
Syilla mencegah cowok itu,"Nggak ah,nanti bisa bisa sakit perut lagi".
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT [COMPLETED]
Teen FictionTak ada yang lebih bahagia saat aku menatapmu dan kamu membalas tatapanku. Rasanya setiap kali tatapan kita bertemu jantungku ini selalu berdebar tak menentu. Tapi mengapa aku merasa dalam tatapan itu kamu hanya menganggapku tak lebih dari seorang s...