Epilog

5.2K 153 9
                                    

Jika tulang rusukmu ada padaku kamu bisa apa? Pada akhirnya semua akan kembali kepada pemiliknya

***

Hujan yang mengguyur ibukota siang ini tak menghalangi langkah beberapa orang untuk memasuki lebih dalam area hijau dengan batu nisan yang berjajar rapi disana.

Lengkap dengan seragam kelulusan yang masih melekat dibadan mereka dan payung hitam pada setiap orang yang melindungi mereka agar tidak basah oleh rintik hujan yang membasahi belahan bumi yang dipijakinya saat ini,langkah langkah remaja itu mendekati makam dengan batu batu nisan yang bertuliskan Cinta Verninda Bramantio Binti Tama Bramantio.

Salah seorang gadis berjongkok dihadapan makam itu dengan seseorang yang masih setia memayunginya diatas sana.

Gadis lainnya juga melakukan hal yang sama dihadapan gadis itu lalu meletakkan foto mereka saat kelulusan dan foto wisuda mereka didepan gerbang GIS sambil melemparkan topi wisudanya.

Sungguh cuaca dan suasana hati mereka saat ini sangat pas sekali mendung,gelap,kehilangan,dan kesedihan menyelimuti mereka.

Ditambah dua orang gadis itu yang tak henti hentinya menitikan air mata dan terlihat seorang cowok sedang menaburkan bunga disana.

"Kita lulus bareng kan lopek? Lo udah janji sama gue."

"Kita semua sayang sama lo,tapi kenapa lo yang ingkari janji itu?"

"Trus kenapa lo ga pernah cerita kegue kalo lo punya riwayat jantung lemah?!"

Ricky mengelus pundak Syilla mencoba menyalurkan kekuatan pada gadis itu,"Udah Si,kalo kamu gini trus Cinta bakal sedih disana."

Syilla menyeka air matanya perlahan lalu berdiri darisana ia sudah lemas,ditambah cuaca yang dingin menusuk kulitnya.

Syilla berpegangan pada lengan Rikcy,"Ky pulang."

1 bulan kemudian kehidupan sudah berjalan dengan normal mereka sudah mengikhlaskan kepergian sahabatnya itu dan mulai menggapai mimpi mimpinya.

Ricky turun dari motornya yang terparkir didepan rumah megah,lalu ia dengan santainya langsung masuk ke rumah itu.

"Woy lo kira ini rumah lo? Main masuk aja ga pake permisi", Varel yang baru saja keluar dari dapur memergoki Ricky yang sedang diambang pintu.

"Iya lah! Tante Hilda kan selalu bilang anggep aja kayak rumah sendiri, yaudah gue masuk dong", Ricky malah cengengesan.

"Serah serah", Varel melanjutkan bermain game di hpnya sambil memakan camilan.

Ricky duduk disebelah Varel lalu memgambil camilan dihadapannya, "Bang adek lo gue pinjem ya hari ini?".

"Mau kemana?".

"Ke tempat yang berfaedah".

"Mana? Kuburan?".

"Gila lo? Boleh ga?".

"Yaudah".

"Yaudah apaan?".

"Yaudah gaboleh! Yaudah boleh lah!".

"Thanks,btw tante sama om belom pulang?".

"Belom,minggu depan palingan".

"Ohh.. Bang?".

"Apasih sat daritadi ganggu mulu! Gue ga konsen kan", Varel menatap tajam Ricky.

"Yeee sensian lo kea cewek".

"...".

"Pacar gue dimana? Tumbenan ga keliatan".

"Dibelakang noh,lagi renang,katanya mau diet,ga jelas emang badan udah segitu pake segala diet dietan".

HEARTBEAT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang