Bab 19 Hanya Status

16.6K 867 64
                                    

Raynald mengendarai mobilnya di jalanan yang tak terlalu ramai karena kebetulan jam tersebut adalah jam kerja kantor. Isi kepalanya kacau, hatinya sangat panas. Rasanya ia ingin mengamuk dan meninju wajah pria tadi. Tapi kenapa ia merasa begitu kacau? Beberapa mobil mengklaksonnya namun tak ia hiraukan. Ia semakin mempercepat laju mobilnya tanpa disadarinya. Tiba-tiba muncul sebuah motor yang didepannya, Raynald sontak mengerem mendadak.

“Hei! Kalau bawa mobil pakai mata!”

Si pengemudi motor mencaci-maki Raynald bahkan dengan kata-kata kasar. Rahang Raynald mengeras, kesal, tapi alangkah konyolnya jika ia harus bertengkar dengan orang lain di jalan karena kesalahan yang dibuatnya sendiri. Setelah si pengendara motor itu akhirnya pergi, Raynald mengendarai mobilnya kembali perlahan. Namun pikirannya kembali kacau. Raynald membanting stir kekiri dan memarkirkan mobilnya dipinggir jalan. Raynald memejamkan matanya dan menyenderkan dahinya pada stir mobil. Tak dapat dipungkiri, kini isi kepalanya hanya ada Amora dan pria tadi, Alaric.

“Kenapa rasanya aneh? Memangnya kenapa kalau kitty bersama orang lain? Itu kan bukan urursanku”

Raynald mengangkat kepalanya, menyandarkannya pada kursi dan memijat keningnya pelan. Ia mencoba menenangan dirinya yang tidak dia dapat pahami kenapa bisa seperti ini. Dalam hatinya yang paling dalam ia sebenarnya tahu apa yang menyebabkannya seperti ini. Tapi logikanya tidak mau menerima, otaknya menolak. Tapi bukankah pria seperti itu, lebih sering mengikuti apa yang logikanya utarakan bukan kata hatinya walaupun seringkali hatilah yang dapat menjawab semua pertanyaan membingungkan tersebut. 

Setelah merasa lebih tenang, ia pun kembali mengendarai mobilnya. Akhirnya Raynald tiba di rumah. Ia membawa bungkusan plastik ukuran sedang tadi kedalam rumah dan dilemparkan begitu saja di atas meja makan. Bungkusan plastik sedang tersebut berisi 2 box nasi dari restoran jepang yang ia beli dalam perjalanan menuju butik Amora.

Raynald duduk disalah satu kursi di meja makan. Ia memandang box nasi tersebut. Perutnya lapar, tapi nafsu makannya hilang entah kemana. Ia beranjak dari kursi, pergi menuju kulkas dan membuka isinya. Di sana hanya ada bahan makanan mentah. Ia menutup kembali kulkas. Raynald menatap seluruh bagian dapur hingga matanya terhenti pada tudung saji kecil di dekat alat penanak nasi. Ia segera membuka tudung saji tersebut. Terdapat sepotong telur dadar dengan irisan cabe rawit di sana.

Dengan cepat ia mengambil piring, menaruh nasi dan sepotong telur dadar itu di piringnya. Dengan semangat ia berjalan menuju meja makan lalu duduk disana. Matanya terpejam, membaca doa dalam hati. Setelah selesai, ia langsung menyuapkan nasi dan telur dadar tersebut ke mulutnya.

“Enak!”

Ia kembali menyuapkan nasi dan telur dadar tersebut. Ia mengunyah pelan lalu tersenyum sedih sambil menatap makanan yang ada di hadapannya.

“Padahal hanya telur. Apa masakan rumah selalu seenak ini?”

****
Alaric hanya dapat menatap wanita yang disukainya dalam diam. Ia tetap bungkam, matanya bengkak. Setelah kejadian tadi ia hanya diam. Saat costumer datang, Amora berubah total, senyum terukir di wajahnya walaupun Alaric tahu di balik senyumnya Amora menyimpan kesedihan. Saat costumer pulang, raut wajahnya kembali murung. Sebenarnya ingin sekali Alaric menghajar wajah sialan Raynald, bukan karena kekesalan karena apa yang pernah Raynald lakukan dulu, melainkan apa yang telah diperbuatnya pada wanita ini.

Walaupun Alaric merasa hal tersebut ada baiknya juga karena dengan begitu, kesempatannya untuk mendapatkan Amora semakin besar.
Amora sendiri bergelut dengan perasaannya dalam diam. Raynald datang dalam situasi yang memberi kesan salah paham. Tapi ia ragu apakah Raynald marah atau tidak peduli, mengingat perjanjian mereka untuk tidak saling ikut campur dalam kehidupan masing-masing. Ia menggenggam erat bungkusan plasti kecil yang Raynald berikan tadi yang ternyata berisi betadin, kapas, alkohol dan alat-alat lain untuk lukanya.

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang