Bab 49 Sebuah Kenyataan

13.7K 685 76
                                    

Teriakan riang anak kecil yang berlarian keluar kelas terdengar begitu keras bersamaan dengan suara bel pertanda kelas telah berakhir. Semua anak berhamburan keluar kelas, menemui orang tua masing-masing. Seorang anak laki-laki berpipi tembam dan wajah khas Asia nampak bingung di tengah kerumunan teman-temannya yang satu persatu sudah berada di pelukan orang tuanya.

"Gabriel!"

Seorang pria dengan jeans dan kemeja hitam segera keluar dari mobil Merchedes Benznya.

"Om Al!"

Anak tersebut berlari ke arah pria tersebut. Pria tersebut dengan segera menangkap dan menggendong anak bernama Gabriel tersebut sambil tertawa lebar.

"Bagaimana sekolahmu hm? Tidak ada yang mengganggumu kan?"

"Tidak ada om! Om hari ini bawa apa?",ucap si anak berusia taman kanak-kanak itu dengan begitu bersemangat.

Dengan segera pria tersebut mengeluarkan sesuatu yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggunnya. Sebuah robot salah satu karakter Transformer lah yang ternyata pria tersebut sembunyikan. Gabriel tersenyum begitu lebar.

"Ambilah. Ini untukmu"

"Terima kasib Om Al!",ucap si anak sambil memeluk erat pria tersebut.

Pria tersebut membalas pelukan anak tersebut dengan pelukan erat walaupun panggilan om terasa begitu menyesakkan dadanya. Gabriel melepas pelukannya sambil tetap tertawa lebar. Pria itu menatap wajah si anak dengan tatapan sedih namun ia mencoba tetap tersenyum lebar.

"Ibumu pasti terlambat lagi menjemput kan? Kita makan dulu bagaimana? Makan ayam?"

"Iya mau om!"

"Alaric"

Pria tersebut menoleh ke arah seseorang wanita yang memanggilnya. Tampak Keiko disana.

"Haha*!",seru Gabriel dengan senyum polosnya
*Haha = bahasa Jepang yang artinya ibu

Dengan segera Keiko mendekati Alaric dan memindahkan Gabriel ke panggukannya. Alaric hanya pasrah dengan apa yang tengah Keiko lakukan.

"Jangan pernah datang lagi kemari Al",ucap Keiko sambil dengan segera pergi

Baru beberapa langkah, dengan segera Alaric menahan kepergian Keiko dan Gabriel.

"Tak bisakah kau memberiku kesempatan?",ucapnya dengan nada memohon

"Kesempatan untuk apa Alaric?"

Alaric mendesah pelan. Ia sudah lelah dengan permainan kejar-kejaran dengan wanita di depannya.

"Aku akan menanggungjawabi kalian. Aku akan menyekolahkan Gabriel. Aku akan menafkahi kalian Keiko"

"Tidak perlu. Kau sudah melakukannya selama ini dengan diam-diam. Itu tidak perlu. Aku janji akan mengganti semua yang telah kau berikan padaku. Aku janji"

Keiko kembali berjalan meninggalkan Alaric, namun Alaric kembali menahannya.

"Mana mungkin aku tidak menanggungjawabi kalian. Mana mungkin aku tidak menanggungjawabi anakku"

Keiko terdiam, ia tak mau menjawab.

"Gabriel ini anakku. Benar bukan Keiko?"

"Bu..Bukan, dia bukan anakmu. Dia anakku"

"Anakmu dan anakku"

Nafas Keiko tercekat saat mendengarkannya, matanya memanas. Alaric mendekatkan dirinya dengan Keiko. Ia menatap mata Keiko begitu dalam

"Jangan berbohong lagi Keiko. Dia anakku. Aku sudah tahu semuanya. Biarkan aku memanggungjawabi kalian"

"Tidak...Tidak..Tidak!",teriak Keiko mendadak histeris, matanya mulai basah, ia menangis.

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang