Bab 52 Mencintai Dalam Diam

15.1K 697 123
                                    

Review

Setelah beberapa tahun berpisah, akhirnya Raynald dan Amora bertemu. Namun pertemuan kembali diantara mereka berdua bukanlah pertemuan yang membuat keduanya bersatu. Raynald yang melihat Amora bersama Nathan akhirnya memutuskan untuk melepaskan Amora. Dengan perasaan yang begitu berat, Raynald meminta Amora pergi bersama Nathan dan mengajukan berkas perceraian yang sudah ia sembunyikan selama ini. Ia memohon maaf kepada Amora atas semua hal yang telah ia lakukan terhadapa wanita yang sesungguhnya ia cintai itu. Dan bagi Raynald, itu adalah keputusan yang tepat bagi dirinya untuk melepaskan Amora sesuai dengan keinginannya dulu saat dirinya akan menikah dengan Amora.

Review End
******

Flashback

Begitu banyak orang dengan pakaian toga lengkap bersama sanak keluarganya memenuhi sebuah hall besar. Ekspersi wajah bahagia dan haru tampak dari setiap orang disana. Amora mencoba tersenyum. Ia menunggu seorang diri dengan kedua tangan yang susah payah memeluk begitu banyak rangkaian bunga dan hadiah yang diberikan oleh teman, senior, dan juniornya. Ia mencari sosok seseorang yang sudah sangat ia tunggu.

"Amora sayang!"

Tampak seorang pria dengan setelan jas rapi sambil membawa rangkaian bunga white carnation berlari mendekatinya. Senyum Amora mengembang, seseorang yang ia tunggu sejak tadi akhirnya muncul.

"Ayah!"

Amora dengan segera menaruh semua hadiah tersebut ke lantai dan memeluk ayahnya.

"Maafkan ayah nak. Ayah datang terlambat. Sungguh maafkan ayah sayang"

"Tidak apa-apa ayah. Ayah kan sangat sibuk"

Satria, ayah Amora, diam-diam menitikkan air mata. Karena pekerjaannya, ia tak dapat melihat secara langsung hari penting putri kesayangannya itu. Ia semakin memeluk erat putri kesangannya itu.

"Maafkan ayah sayang",ucapnya pelan.

Amora yang menyadari ayahnya diam-diam menangis pun melepas pelukan ayahnya.

"Kenapa ayah menangis? Sudah kubilang tidak apa-apa",ucapnya sambil menyeka air mata ayahnya tersebut.

Pria tersebut mencoba tersenyum, walau di dalam hatinya terasa begitu besar perasaan bersalah kepada putrinya.

"Ayah jangan menangis ya? Yang penting ayah sudah datang sekarang"

Ayahnya hanya mengangguk. Sungguh, melihat ayahnya menangis membuat Amora ingin menangis juga. Tapi Amora mencoba mengalihkan hal itu.

"Ayah, bunga ini untukku kan?", ucapnya sambil melirik ke arah rangkaian bunga white carnation yang ada di tangan ayahnya.

"Tentu saja sayang. Ini ayah berikan untuk putri ayah yang cantik dan pintar", ucap sang ayah sambil menyentuh medali cumlaude milik Amora.

Amora kembali memeluk erat ayahnya.

"Aku kan pintar seperti ayah dan ibu"

Satria begitu terharu mendengar ucapan putrinya. Ia kembali memeluk Amora erat dan beberapa kali mencium kening putrinya. Tanpa mereka sadari, seorang pria dengan beberapa luka lebam di wajahnya memperhatikan dari kejauhan. Tampak di tangannya sebuah rangkaian bunga white carnation. Ia begitu fokus memperhatikan setiap inci wajah bahagia Amora. Ia pun ikut tersenyum melihatnya.

"Ayah ayo kita foto disana", sambil menunjuk beberapa photo booth yang selalu ada di setiap acara wisuda

"Kita kan mau foto di studio nak"

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang