Raynald memacu mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit. Setelah tiba ia langsung berlari menuju IGD. Tampak seorang kakek dengan wajah sangat khawatir langsung berdiri dan berjalan dengan susah payah ke arah Raynald dan meraih tangan Raynald
"Dok, saya benar-benar minta maaf sudah mengganggu. Tapi saya mohon, tolong selamatkan istri saya", pinta si kakek
Raynald menggenggam tangan si kakek, mencoba menenangkan kakek tersebut
"Tidak apa-apa, saya akan tolong. Kakek tunggulah disini"
Raynald dengan segera menuju pasiennya yang telah menunggu tersebut. Ia memasang stetoskop di telinganya, memeriksanya dengan sangat teliti, lalu memperhatikan seluruh tanda vital yang ada.
"Suster tolong siapkan ruang operasi sekarang. Pasien ini harus segera di operasi."
****
Raynald merebahkan tubuhnya di sofa ruangannya. Seperti biasa, operasi yang dia tangani berjalan sukses.
"Kakek operasinya berjalan lancar, istri kakek sudah selamat"
"Terima kasih dok, terima kasih. Saya benar-benar minta maaf sudah mengganggu jadwal cuti Anda, saya benar-benar...."
"Kakek..", potong Raynald "Ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya, tidak apa-apa. Sekarang Kakek temani istri kakek ya."
"Iya dokter Raynald. Terima kasih. Terima kasih. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan Anda dokter"
Mengingat hal tersebut, Raynald tersenyum lembut. Rasanya sangat bahagia dapat menolong orang dengan kemampuannya seperti itu. Entahlah, tapi rasanya hatinya begitu tenang.
"Hei, senyummu silau sekali bro"
Tiba-tiba Hans muncul dari pintu.
"Hei Hans, kalau masuk ketuk pintu dulu"
"Tadinya mau, tapi karena senyum silaumu itu aku jadi tertarik secara tiba-tiba ke ruangan ini", ujar Hans sambil menaik turunkan kedua alisnya
Raynald hanya tersenyum lalu bangun dan duduk di sofa tersebut.
"Ngomong-ngomong hei pengantin baru, kau benar-benar meninggalkan Amora? Astaga baru menikah langsung ditinggal. Harusnya kalian masih lovey dovey berdua saat ini lho"
"Memangnya kenapa kalau ditinggal? Aku kan ada panggilan pasien"
"Tapi kan masih ada dokter spesialis bedah jantung yang lain kan?"
"Tapi Kakek itu maunya aku yang melakukan tindakan, masa harus aku tolak hah? Ingat kita sudah di sumpah"
"Aaah... baiklah baiklah dokter Raynald yang terhormat. Tapi tetap saja aku kasihan pada Amora"
"Itu sudah konsekuensi menikah dengan dokter. Kalau ada panggilan, harus siap ditinggal dalam kondisi seperti apapun."
"Hahaha dasar. Hei bagaimana malam pertamanya huh? huh?"
Raynald menatap Hans dengan tatapan risih. Kawannya yang ini kalau bicara langsung tembak saja.
"Aah baiklah rahasia biduk rumahtangga. Oke oke", jawab Hans yang malah menjawabnya sendiri
"Cepatlah sembuh dari sister complexmu Hans. Lalu menikah"
"Apa? Siapa yang sistercomplex??"
Raynald tersenyum mengejek.
"Ngomong-ngomong, senangnya dirimu bro. Dapat istri cantik seperti Amora"
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (END)
RomanceLet's follow my account first . Ketika sebuah surat wasiat mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama. Membuat mereka terikat oleh janji sehidup semati, pernikahan. Sebuah surat wasiat dari sang kakek membuat Raynald Abigail Kuncoro, sang do...