Bab 24 Berbeda Level

15K 846 68
                                    

Don't forget to always vote 🌟 and give comment

Matahari telah menampakkan dirinya sejak tadi. Perlahan mata Raynald terbuka, mencoba untuk bangun dari alam mimpinya yang menyesakkan.  Memimpikkan wanita itu, wanita yang tidak ingin ia ingat seumur hidupnya. Pandangan mata yang buram perlahan jelas. Pandangan pertamanya tertuju pada seorang wanita. Wanita berwajah manis berambut hitam panjang dengan ikal diujungnya. Tapi wajah wanita manis itu tampak tak bahagia, matanya sembab. Ia sibuk menyeka keringat yang keluar dari dahi Raynald dengan lembut.

“Kitty?”

“O..oh kakak sudah bangun?”

Raynald mencoba bangun, namun tubuhnya terasa sangat sakit. Amora dengan segera mencoba membantu Raynald, namun  Raynald menolak.

“Aku haus, ambilkan minum”

“I..iya kakak”

Amora dengan segera berlari keluar kamar menuju dapur. Raynald menyandarkan tubuhnya pada kepala kasur dan sedikit menengadahkan kepalanya. Seluruh ingatannya mengenai kejadian semalam terlintas di kepalanya. Amora yang dibawa pergi oleh Alaric, dirinya yang melampiaskan kekesalan tak beralasan jelas dengan minum di club yang ternyata milik Alaric, dirinya yang dihajar oleh Alaric, dirinya yang mengetahui kenyataan bahwa Amora telah disentuh oleh Alaric, dirinya yang diseret keluar dan dikeroyok oleh anak buah Alaric yang akhirnya ditolong oleh Arka. Dan kenyataan paling gila adalah dirinya yang menyentuh Amora, mencium dan memelukknya sepanjang malam. Raynald menggerutu kesal, merutuki dirinya sendiri.

“Sial! Aku menyentuhnya! Astaga!”

Raynald memijat keningnya, berharap rasa kesalnya dapat berkurang. Ia menyadari sesuatu dan melihat kearah meja kerjanya. Ia mengahela nafas lega. Untunglah figura foto itu tertelungkup sehingga tak ada yang bisa melihatnya. Amora pun muncul memasuki kamar sambil membawa segelas air ditangannya.

“Kakak, ini minumnya”

Raynald dengan cepat mengambilnya dan meneguknya. Air hangat, ternyata Amora membuatkan air hangat untuknya. Rasanya menjadi lebih tenang. Ia pun meneguk habis air tersebut. Matanya kini menatap tajam Amora yang berdiri di sampingnya.

“Kau, bukankah sudah kubilang untuk tidak masuk ke kamarku”

“I..iya kak?”

“Kau sudah memasuki kamarku. Kau melanggar peraturan kitty”

“A..anu..maafkan aku kak. Tadi malam, kak Arka memintaku untuk menjaga kak Ray”

“Arka?”

“I..iya kak”

Raynald pun berfikir, ia nampaknya memiliki ide bagus.

“Memangnya tadi malam aku kenapa?”

“K..kakak tidak ingat?”

“Tidak. Coba kau jelaskan, apa yang terjadi tadi malam?”

Amora menatap Raynald, ia benar-benar tak menyangka Raynald tak mengingat kejadian tadi malam. Kecewa yang kini Amora rasakan. Ia mencoba tersenyum tipis dan menatap Raynald

“Ta..tadi malam kak Ray dikeroyok orang dan Kak Arka mnyelamatkan kakak. Kak Arka membawa Kak Ray pulang dan mengobati kakak. Kata Kak Arka, aku harus menjaga Kak Ray”

“Begitukah?”

“I..iya”

Raynald mengangguk pelan, sedangkan Amora hanya diam. Ia memutuskan untuk tak menceritakan kejadian tadi malam pada Raynald. Toh Raynald tak ingat dan kalaupun ia menceritakannya, ia yakin Raynald tak akan percaya dan akan berakhir dengan amarah. Raynald tiba-tiba mencoba berdiri walaupun masih agak sulit

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang