-Bukan manusia jika tak memiliki sifat egois. Tapi sifat egoislah yang seringkali dapat melukai manusia itu sendiri-
Langit belum begitu gelap, waktu masih menunjukkan pukul 7 malam, namun Alaric sudah membenamkan tubuhnya pasrah diantara kasur empuk dan selimutnya yang lembut. Sungguh, suasana hatinya sangat tidak baik sejak saat itu. Perkataan Raynald saat dimakam orang tua Amora beberapa bulan lalu selalu Alaric ingat, berputar di benaknya seperti kaset rusak, berulang-ulang berputar dikepalanya.
"Jangan pernah kau memasuki teritorialku. Semua yang ada di dalam teritorialku adalah milikku. Dan Amora ada di dalam teritorialku. Jadi kalau kau menyentuhnya, akan kubuat kau menyesal seumur hidupmu Alaric"
Alaric menggerakkan tubuhnya, mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang menghadap langit-langit. Ia menatap lagit-langit kamarnya yang temaram nanar, seulas senyum tipis terbentuk di wajahnya.
"Semua yang ada dalam teritoriamu adalah milikmu, dan Amora ada dalam teritorialmu. Jadi maksudmu Amora adalah milikmu? Sialan kau Raynald, bukankah kau tidak menginginkan Amora? Kau sejak dulu selalu egois ya Raynald"
Tok! Tok!
"Bos, apa anda sudah tidur?"
Suara ketukan pintu dan panggilan seseorang terdengar dari balik pintu kamarnya. Alaric melirik ke arah pintu kamarnya. Hugo memanggilnya. Tak biasanya Hugo mengetuk pintunya kecuali jika ada sesuatu yang sangat penting. Dengan ogah-ogahan Alaric bangun dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya.
"Bos maaf mengganggu istirahat anda",ucap Hugo dengan wajah tegang
"Hei ada apa? Kenapa wajahmu tegang seperti itu?"
"B..Bos nona ada disini..."
"Apa? Nona siapa?"
"Nona Keiko bos. Nona Keiko ada disini"
Jantung Alaric berdebar sangat kencang. Seorang wanita yang ia cari, wanita yang menghilang bagai ditelan bumi, kini berada disini? Alaric mencengkram bahu Hugo keras, matanya menatap tajam kearah bawahannya itu
"Dimana dia? Dimana Keiko sekarang?"
"No...Nona ada di club bos"
Alaric melepas cengkramannya dari bahu Hugo dan langsung masuk kedalam kamar, menyambar jaketya.
"Ayo Hugo, kita kesana sekarang!"
"Tapi bos..."
"Ada apa lagi?!"
"Nona sudah pergi"
"Apa? Kenapa tidak kau tahan dia agar tidak pergi Hugo?!"
"Ma..maaf bos. Maaf",ucap Hugo ketakutan
Alaric mengusap wajahnya kasar. Ia sangat kesal.
"Bos sebenarnya ada hal yang menyebabkan kami tak bisa menahan nona agar tidak pergi"
"Apa itu huh?"
"Nona Keiko pergi bersama nona Amora"
"Apa? Pergi dengan siapa?!"
"Nona Amora"
Alaric mengacak-ngacak rambutnya kasar. Ia berfikir sangat keras. Bagaimana bisa wanita yang begitu berharga baginya kini bertemu dengan wanita yang ia incar? Apa yang Amora lakukan di clubnya? Bagaimana jika Amora mengetahui siapa sebenarnya Keiko? Alaric hanya bisa berharap agar Amora tidak mengetahui siapa sebenarnya Keiko agar Amora tidak terus terluka.
*****
Amora duduk manis di depan cermin sebuah kamar. Rambutnya masih lembab dan tubuhnya ditutupi bathrobe. Ia baru saja mandi karena aroma vodka di tubuhnya begitu menyengat. Wanita yang menolongnya kini sibuk memilih pakaian yang cocok di pakai Amora. Ya, wanita itu memaksanya untuk ikut ke apartemennya. Amora sudah menolak namun Keiko memaksa. Amora menggigit bibir bawahnya pelan. Ia takut jika Raynald tahu ia pergi dari rumah. Bagimana jika Raynald lebih dulu tiba dirumah? Ia pasti akan dimarahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (END)
RomanceLet's follow my account first . Ketika sebuah surat wasiat mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama. Membuat mereka terikat oleh janji sehidup semati, pernikahan. Sebuah surat wasiat dari sang kakek membuat Raynald Abigail Kuncoro, sang do...