Flashback
Nathan POV
"Bang Nathan, aku tahu ini akan sangat merepotkanmu. Tapi kumohon, kau mau kan membantuku?"
Aku terdiam. Setelah mendengarkan sebuah permohonan yang terlontar dari mulut Lukas aku hanya dapat terdiam.
"Bang Nathan, aku mohon"
Aku memijat keningku pelan, berfikir keras. Untuk pertama kalinya, adik sepupuku yang telah kembali menjadi polos dan baik-baik ini meminta tolong untuk menitipkan seorang teman wanitanya padaku. Ada apa ini? Apakah dia sungguh-sungguh bukan kekasih Lukas? Kenapa dia harus menyembunyikannya disini, dirumahku, yang berbeda pulau dengannya? Apa jangan-jangan Lukas mengha... Ah tidak mungkin! Lukas sudah kembali menjadi anak baik-baik. Dulu pun ia tak pernah melakukan hal-hal kurang ajar yang menyakiti perasaan wanita.
"Bang... "
"Tapi Luk, kau harus beritahu dulu alasannya. Kenapa kau harus menyembunyikannya disini huh? Sungguh aku bingung"
Lukas terdiam sesaat. Ia pun terdengar menghela nafas panjang dari sebrang sana.
"Bang, apa ibu ada disana? Biar aku bicara dengan ibu juga bibi"
"Eh?"
"Ibu kenal dengan temanku ini. Dan aku harus menceritakannya juga pada ibu"
Aku tak dapat memberikan komentar apapun. Aku pun berjalan keluar dari kamarku, menuju beranda depan tempat dimana ibu dan bibiku yang tidak lain adalah ibu Lukas yang memang sedang mengunjungi kami di pedesaan ini sedang duduk-duduk menikmati teh.
"Bibi, ini ada telepon dari Lukas"
"Lho? Ada apa?",tanya bibi bingung
Aku tak menjawab pertanyaan bibi. Biarlah bibi mendapat jawabannya langsung dari Lukas. Aku pun menyerahkan smartphonenya.
"Iya sayang ada apa?"
Bibi awalnya mengeluarkan ekspresi yang biasa saja. Lama kelamaan ekpresinya berubah. Kaget, bingung, lalu menangis? Aku dan ibu saling memandang satu sama lain, apa yang sebenarnya terjadi.
"Sayang, boleh ibu bicara dengannya? Ayo Lukas berikan padanya, ibu mau bicara",ujar bibi mencoba untuk tidak menangis
"Halo nak, ini tante. Ya Tuhan nak...",ucap bibi dengan suara gemetar
Aku semakin penasaran,begitu juga ibu.
"Nathan, ada apa sebenarnya?",tanya ibu bingung dan sedikit panik
"Aku juga belum begitu paham bu.Yang jelas Lukas meminta tolong untuk menitipkan teman wanitanya disini"
"Hah? Disini? Di rumah kita? Di perkampungan?"
"Ibu, perkampungannya tak usah diperjelas dan diungkit"
"Apa dia kekasih Lukas?"
"Lukas bilang bukan bu"
Ibu semakin bingung, sedangkan bibi masih berbicara dengan seseorang di sebrang sana.
"Tenanglah nak. Tidak apa-apa.Kau kesini ya, tenangkan dirimu disini.Tidak apa-apa nak. Ini tidak merepotkan, ya?"
Ibu dan aku semakin penasaran. Bibi nampak berbincang dengan Lukas sebentar lalu memutuskan panggilan tersebut. Aku dan ibu menatap wajah ibu dengan ekspresi wajah yang sungguh penasaran dengan apa yang terjadi.
"Kakak, sungguh aku tahu ini pasti akan sangat merepotkanmu. Tapi aku benar-benar meminta tolong padamu"
"Madhina, sebenarnya ada apa? Kau dan Lukas membuat kami bingung"
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (END)
عاطفيةLet's follow my account first . Ketika sebuah surat wasiat mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama. Membuat mereka terikat oleh janji sehidup semati, pernikahan. Sebuah surat wasiat dari sang kakek membuat Raynald Abigail Kuncoro, sang do...