Perhatian! Mengandung unsur dan kata-kata yang kurang layak bagi yang masih dibawah umur. Bijak dalam membaca. Terima kasih.
Backsound for this part
Troye Sivan - My My My!Flashback
Sesampainya di flat, Raynald melempar tubuh Keiko di atas ranjang. Tanpa menunggu aba-aba, ia langsung menyerang bibir wanita tersebut, melepas kasar jaket miliknya, satu-satunya kain yang menutupi tubuh wanitanya. Dapat Raynald rasakan betapa halus dan hangatnya kulit pucat Keiko. Rambut hitam dengan sedikit ombaknya pun begitu lembut. Samar aroma bunga sakura tercium dari tubuhnya. Raynald mencium dan menghirup setiap jengkal kulit wanitanya, mencari sumber aroma tersebut hingga membuatnya seperti orang sakau. Keadaannya sekarang pasti karena sake yang diminumnya. Ia yakin akan hal itu.
Malam yang mereka rasakan sungguh begitu panjang. Desahan lembut yang Keiko keluarkan dari mulutnya membuat Raynald semakin gila. Tidak seperti wanita lain yang membuat Raynald bosan, Keiko berhasil membuatnya bermain berkali-kali. Walaupun pada kenyataannya Raynald tahu bahwa dirinya bukanlah pria pertama yang bermain dengannya. Keiko pernah disentuh pria lain. Tapi bukankah itu hal biasa di negara matahari terbit ini. Lagipula siapa dia, seorang pria brengsek yang menginginkan wanita baik-baik. Dengan begini impas bukan.
Permainan panas beberapa babak yang mereka lakukan membuat mereka akhirnya menyerah. Tubuh Raynald ambruk diatas tubuh Keiko. Deru nafas keduanya masih terasa begitu cepat. Keduanya pun mencoba tenang, menstabilkan detak jantung mereka. Merasa nafasnya mulai stabil, Raynald pun mengangkat sedikit tubuhnya agar ia dapat melihat wajah wanitanya. Ia pun merapikan helaian-helaian rambut yang menutupi wajah Keiko. Tampak dihadapannya wajah sayu Keiko dengan semburat merah muda di pipinya yang terlihat walau lampu kamar tempat mereka berada hanya sebatas cahaya remang.
Sungguh wanita dihadapnnya membuatnya terpana. Ia bagaikan lukisan wanita cantik karya Michael Angelo. Ah tunggu ini sepertinya sedikit berlebihan, tapi terserahlah. Ingin rasanya ia melakukannya lagi dengan wanita ini, tapi tenaganya sudah terkuras habis. Wanita di bawahnya pun nampak akan mati jika ia melakukannya lagi.
"Kutanyakan sekali lagi padamu, apa kau yakin untuk melakukannya huh?",tanya Raynald sambil menatap lurus kedalam mata Keiko.
Keiko terdiam. Deru nafasnya semakin tak teratur, detak jantungnya berdebar begitu kencang. Entah apa yang kini ia rasakan, tetapi melihat pria di hadapannya, mendengar suara berat pria dihadapannya membuatnya menjadi tak karuan. Ia memerjap-merjapkan matanya pelan namun berkali-kali. Tanpa menjawab Keiko mengangguk.
Raynald menyeringai, ia menang. Ia pun beranjak dari sana, mengambil celananya dan menggunakannya. Ia pun menyambar smartphonenya. Melihat hal itu, Keiko perlahan bangun terduduk di atas ranjang sambil menutupi bagian depan tubuhnya dengan selimut.
"Tu..tuan mau kemana?"
"Aku harus menghubungi seseorang. Kau istirahatlah. Dan satu lagi, jangan panggil aku tuan atau sebutan lain yang terdengar kaku seperti itu. Itu membuatku tidak nyaman. Panggil namaku saja"
"Tapi itu..."
"Tidak usah membantah. Sudah, kau istirahatlah"
Raynald pun keluar dari kamar, menutup rapat pintunya. Ia pun berjalan ke arah sofa ruang TV sambil mengecek salah satu kontak di smarthphonenya. Ia pun memghubungi nomor seseorang yang kontaknya sedari tadi ia cari. Tak ada jawaban. Ia mencoba berkali-kali namun tetap tak ada jawaban. Raynald memijat pelan keningnya.
"Si Arka itu, apa dia baik-baik saja?"
Tak lama, sebuah pesan masuk. Dengan segera Raynald mengeceknya. Benar saja, pesan masuk tersebut dari orang yang sedari tadi tak mengangkat teleponnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (END)
RomanceLet's follow my account first . Ketika sebuah surat wasiat mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama. Membuat mereka terikat oleh janji sehidup semati, pernikahan. Sebuah surat wasiat dari sang kakek membuat Raynald Abigail Kuncoro, sang do...