Bab 12 Diagnosis, Akut dan Kronis

17.5K 869 17
                                    

Waktu menunjukan pukul 4 sore. Raynald keluar dari rumah sakit. Sambil menuju tempat mobilnya diparkir, ia merogoh smartphonenya lalu menghubungi salah satu kontak yang ada disana.

"Halo Renata, apa kau ada di tempatmu? Aku kesana sekarang"

Raynald memasuki mobil dan mengendarainya. Tak lama ia tiba di sebuah apartemen yang cukup besar. Ia pun memasuki apartemen tersebut dan menuju lantai 21 dengan lift. Raynald tiba di depan sebuah pintu kamar lalu memencet bel. Seorang wanita cantik membuka pintu apartemen tersebut lalu tersenyum.

"Waw Ray, kamu sungguh-sungguh datang? Istrimu bagaimana?"

"Apa ini? Kau tidak mau menemaniku Renata?"

"Mana mungkin..",jawab si wanita tersenyum nakal sambil mengalungkan tangannya di sekitar leher Raynald

Raynald tersenyum. Ia pun menarik tubuh wanita itu ke dalam apartemen bersamanya lalu menutup dan mengunci pintu tersebut agar tak seorangpun bisa mengganggu mereka berdua.

****

Amora sibuk mengecek pakaian di butiknya. Beberapa pembeli dan barang yang masuk membuatnya sibuk hari ini. Amora melirik jam dinding dan melihat waktu yang ditunjukkan oleh jam dinding tersebut.

"Sudah jam 7 malam. Akhirnya aku tidak bisa ke tempat ibu."

Amora tersenyum dengan raut wajah yang sedih. Mimpinya tadi malam membuatnya ingin pergi ke tempat ibunya, namun tak bisa. Setelah selesai, Amora pun menutup butiknya lalu pulang menggunakan motor Vespa pink kesayangannya. Setibanya di rumah, ia langsung masuk ke kamarnya lalu mandi dan mengganti pakaian. Ia turun ke bawah, pergi menuju dapur untuk mengisi perutnya. Ia menatap dapur sambil terdiam.

"Hari ini Kak Ray benar-benar tidak pulang. Apa kakak sudah makan?" gumam Amora pelan.

Nafsu makannya entah kenapa menghilang. Ia pun mengurungkan niatnya untuk makan. Ia kembali ke atas menuju kamarnya. Ia naik ke atas ranjang, membaringkan tubuhnya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Walaupun belum larut malam, tapi Amora mencoba untuk tidur.

"Kak Ray makan sama apa ya? Terus kakak tidur dimana? Kalau tidur di rumah sakit, apa disana ada selimut? Hari ini dingin sekali",gumamnya dengan nada khawatir

Raynald mencoba untuk tidur. Aktivitas melelahkan bersama teman tidurnya di atas ranjang seharusnya membuat dirinya terlelap. Namun ternyata tidak. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan ia tetap terjaga. Wanita yang berada di atas ranjang bersamanya memeluk Raynald erat dalam tidurnya. Raynald mendesah pelan. Ia bergerak perlahan dan mengambil smartphonenya yang disimpan di atas nakas sebelah ranjang. Raynald mengecek asal semua pesan disana lalu terhenti pada satu kontak pesan.

"Apa kitty sudah tidur?"

Raynald menutup matanya, tidak seharusnya ia memikirkan wanita itu. Ya, wanita itu Amora. Ia memijat keningnya, mencoba untuk tidak memikirkannya. Namun gagal. Ia pun perlahan melepaskan pelukan wanita yang sedang bersamanya lalu beranjak dari ranjang

"Ray.. kamu mau kemana?",tanya si wanita dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya

"Maafkan aku, ada kabar mendadak dari rumah sakit. Ada pasien untukku", jawab Raynald sambil menggunakan pakaiannya.

"Selarut ini?"

"Ya. Kenapa Renata?"

"Ah tidak.. tapi Ray, berjanjilah hari Minggu nanti kita makan malam ya? Aku menemukan restoran baru dan enak. Kau harus mentraktirku.."

"Baiklah. Aku pergi dulu. Kau tidurlah"

Wanita itu tersenyum. Saat wanita itu mendekati Raynald untuk sekedar menciumnya, Raynald mengelak

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang