Bab 4 Tujuan & Konsekuensi

16.7K 898 9
                                    

Kak Ray

Kamu dimana?
Siang ini aku jemput.
Kita makan siang

Amora tegang. Menerima pesan dari Raynald membuat jantungnya berdetak secepat genderang perang. Kata-kata Raynald tadi malam kembali membuatnya sedikit takut. Hal-hal dan kata-kata Raynald yang mana lagi yang akan membuatnya mundur kembali.

"Hei Mor, kok malah tegang gitu sih? Dia kirim pesan apa memang?"

"Hah? Mmm ini kak ngajak makan siang"

"Bales lah Mor..."

"Oh iya bales..... Balesnya kayak gimana kak?"

Vero langsung menepuk jidatnya. Melihat ekspresi Amora yang melongo membuatnya semakin gemas.

"Ya ampuuuun.... bales 'iya kak Raynald ganteng pinter seksi kesayangan Amora nanti jemput aku yaaaa' gituu"

"Hah? Harus kayak gitu kak?"

Vero semakin gemas. Ia pun mencubit kedua pipi putih dengan rona merah muda Amora.

"Aduuuh kak Vero sakiiiit"

"Salah sendiri bikin gemas. Kamu segitu deg-degannya dikirimi pesan sama Raynald? Gimana kalau nanti sudah menikah dan menghabiskan malam bersama?"

"Malam bersa.....ma......."

Bluush! Wajah Amora berubah menjadi merah. Membayangkannya membuat jantungnya berdetak semakin cepat. Wajahnya panas. Melihat hal itu Vero tertawa puas.

"Kak Vero jangan ketawa dooong..."

"Hahahaha! Ya ampun Mor kamu ini lucu banget sih... aduh ngga kuat... hahahaha!

"Kak Veroooo... !"

"Hahahaha iya iya maaf maaf. Ayo cepat balas pesannya, nanti dia kira kamu cuma read aja"

"I...iya kak aku bales...."

****

Amora

Kamu dimana?
Siang ini aku jemput.
Kita makan siang

Aku di butik kak.
Oh iya boleh kak

Minta alamatnya.
Nanti aku jemput

Ini kak.
Lokasi di terima

Raynald mengecek alamat yang dikirim oleh Amora. Ia mendesah malas. Kalau bukan karena dipaksa oleh ayahnya ia tak akan mungkin melakukan ini.

Flashback

"Raynald, hari ini kau ajak Amora makan siang"

"Kenapa harus aku?"

"Untuk menebus kesalahanmu tadi malam"

"Memangnya salahku apa?"

"Kau benar-benar tidak berperasaan Raynald! Membiarkan Amora menunggumu sampai larut malam. Astaga pria macam apa kau?"

"Memangnya kenapa? Salah dia kan menunggu ku"

"Kau benar-benar mau lisensi doktermu kucabut hah?"

"Ayah! Kenapa ayah selalu mengancamku seperti itu?!"

"Lakukan apa yang kukatakan Ray. Ini demi kebaikanmu juga. Dan jangan lupa belikan ia yang sudah kusuruh Ray"

"Tapi kenapa?!"

"Karena kau akan menikahinya Ray. Kau akan menjadi suaminya. Lamar dia seromantis mungkin seperti yang biasa kau lakukan pada gadis-gadismu itu"

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang