Pagi-pagi Raynald sudah bersiap-siap. Tidak ada jadwal praktek hanya saja dia harus mengecek pasiennya yang sudah dioperasi kemarin. Terlebih ia harus melakukan fitting baju pernikahannya. Kesal, sudah pasti. Dipaksa menikah hanya karena wasiat gila yang jika tak dituruti, maka pekerjaan yang paling dicintainya terancam.
Raynald pun mengambil smartphonenya lalu menghubungi salah satu nomor yang ada di kontaknya.
"Halo..."
"Halo Amora, hari ini jam 10 aku jemput di butik"
"Ngga perlu kak, kita bertemu di rumah sakit saja"
"Ada apa? Kenapa kesana?"
"Temanku sakit kak. jadi kita ketemu disana saja"
"Baiklah"
Raynald pun langsung memutuskan sambungan teleponnya, mengambil barang-barang yang dibutuhkannya di rumah sakit dan berangkat ke rumah sakit.
****
Amora duduk di salah satu meja kosong di kantin rumah sakit, menunggu Raynald. Temannya, Veronika, masuk ke rumah sakit karena demam tinggi dan kelelahan. Walaupun Amora tahu ada hal lain yang membuat sahabatnya itu sakit seperti itu. Amora menatap keluar melalui jendela kaca yang membatasi kantin dan taman. Hujan turun cukup deras sehingga rintiknya menempel dan luruh ke bawah pada jendela kaca tersebut. Amora memperhatikan setiap rintik itu dengan isi kepala yang kosong. Melamun, selama menunggu Raynald ia melamun.
"Amora?"
Tiba-tiba seseorang memecah lamunannya. Ia pun menoleh ke arah sumber suara. Tampak seorang pria dengan seragam rumah sakit, atasan putih dan celana hijau tosca. Pria dengan wajah babyface itu tersenyum lebar kepada Amora, sedangkan Amora memasang wajah bingung.
"Si..siapa?"
"Mor, kamu lupa. Ini aku, Lukas, Lukas Abimanyu"
"Oooh... Lukas anak tante Madhina kan? Waaah apa kabar?"
"Baik. Kamu gimana?"
"Baik, Tante Madhina sehat kan?"
"Sehat. Sedang apa disini? Ada yang sakit?"
"Iya temen aku sakit. Terus sekarang lagi nunggu"
"Hmm.... boleh aku duduk?"
"Iya boleh-boleh"
Lukas pun duduk di kursi kosong di meja tersebut, disebrang Amora, lalu menatap Amora.
"Ke..kenapa Luk?"
"Ngga haha. Sudah lama ngga ketemu."
Amora tersenyum. Ia tidak menyangka akan bertemu salah satu teman lamanya disini. Setelah Lukas pindah ke Solo, ia tak pernah lagi berhubungan dengannya.
"Ngomong-ngomong aku kaget kamu kerja disini. Kamu kerja di bagian apa?"
"Aku kerja di bagian gizi Mor, aku ahli gizi sekarang."
"Hoooh beneran?"
"Iya bener Mor, serius."
"Hihi ngga nyangka, dulu kan kamu...."
"Ssssstttt... hei Mor jangan bilang ah! Itu aib"
Dari kejauhan, tampak Raynald memperhatikan Amora dan Lukas. Amora tampak asik berbincang dengan pria itu. Raynald melihat Amora tertawa bahagia sambil bercanda gurau. Ia mendengus kesal, lalu berjalan menuju meja tersebut.
"Luk, kalau nanti aku konsultasi diet boleh kan? Aku mau gemuk"
"Haha boleh, boleh. Tapi tarif konsultasinya lumayan lho"
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (END)
RomanceLet's follow my account first . Ketika sebuah surat wasiat mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama. Membuat mereka terikat oleh janji sehidup semati, pernikahan. Sebuah surat wasiat dari sang kakek membuat Raynald Abigail Kuncoro, sang do...