Bab 16 Ketertarikan

15.7K 834 56
                                    

Sebuah mobil Mercedes Benz hitam meluncur di jalanan yang cukup sepi dan agak gelap. Didalamnya, seorang pria tampan dengan kaos hitam, celana jeans dan topi dikepalanya tampak santai mengendarai mobil tersebut. Disebelahnya duduk seorang pria dengan tubuh kekar dan kepala plontos yang sedari tadi diam dan tegang.

"B..bos saya mohon izin bos, biar saya yang menyetir mobilnya."

"Hei..santai saja. Aku juga ingin sesekali membawa mobil setelah pulang ke Indonesia. Lihat, tidak masalah kan?"

"Be..begini bos saya merasa tidak enak"

"Tidak apa-apa Hugo. Tenang saja", ujar si pria tersebut dengan senyumnya yang tersungging di wajahnya sambil menepuk-nepuk bahu si pria plontos.

Si pria plontos tetap tegang. Tampang luar bosnya memang tidak tercermin kalau ia merupakan pria yang mengerikan, tukang hajar dan sangar seperti dirinya. Namun, bosnya adalah orang yang sangat berbahaya. Semua orang selalu tertipu dan pikirannya tidak mudah ditebak.

Dan bos yang ditakuti pria tersebut adalah Alaric Bratajaya, si pria tampan, santai dan ramah. Tampangnya lebih cocok sebagai model yang siapa sangka adalah pemilik bar dan club malam di banyak kota bahkan di negara luar. Bar dan club hanya beberapa bisnisnya yang diketahui, sisanya, siapa yang tahu.

Alaric yang tengah mengendarai mobilnya terkaget melihat seorang wanita yang terduduk di tengah jalan dengan motor yang sudah tergeletak begitu saja. Wanita tersebut tersadar ada mobil dibelakangnya, dan melirik ke arah sorot lampu mobil tersebut. Mata wanita tersebut sembab dan masih terlihat pipinya basah. Alaric terdiam, walaupun wajahnya sedih tapi ia dapat melihat wanita itu sangat cantik dan lebih tepatnya manis. Alaric pun menghentikan mobilnya lalu keluar dari mobil. Ia berlari menuju wanita tersebut.

"Hei nona, kau tidak apa-apa? Mari kubantu"

Wanita itu hanya terdiam, mencoba menyembunyikan isak tangisnya. Ia menyeka air matanya lalu tersenyum

"Ti..tidak...aku tidak apa-apa"

Dalam pencahayaan yang minim, Alaric dapat melihat jika tangan dan kaki wanita tersebut terluka. Alaric dengan cepat menggendong wanita tersebut. Wanita tersebut kaget dan sedikit meronta

"Ka..kamu mau apa?"

"Membawamu ke rumah sakit"

"A..apa? tidak perlu..."

Alaric tidak mempedulikan perkataan wanita itu dan tetap berjalan sambil menggendong wanita tersebut menuju mobil. Pria plontos tadi langsung keluar dari mobil.

"Bos ada apa?"

"Wanita ini jatuh, kita bawa ke rumah sakit. Hugo, kau bisa bawa motornya kan?"

"Tentu bos"

"Tu..tunggu aku tidak apa-apa pak. Sungguh.. A..aku pulang saja.. jadi kumohon turunkan aku"

Wanita itu gemetar, perasaannya sangat tidak enak saat ia digendong pria lain. Alaric mendudukkan wanita tersebut di kursi penumpang tempat si pria plontos tadi duduk sedangkan si pria plontos berlari menuju motor wanita itu dan mengendarainya mendekat mobil Alaric.

Alaric sendiri menatap wanita tersebut. Wajahnya manis, tampak seperti gadis kecil yang patut dilindungi. Entahlah, tapi Alaric merasa sedikit tertarik dengan wanita tersebut.

"Nona, aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk mengecek apa ada luka yang serius atau tidak sekaligus mengobati luka-lukamu ini oke?"

Wanita itu tetap gemetar, sekilas ia melihat Alaric dan pria plontos tersebut dengan tatapan takut.

"Nona tenang saja, kami bukan orang jahat"

"A..anu pak tapi..."

"Alaric, namaku Alaric nona. Baiklah karena tidak mau ke rumah sakit, biarkan aku mengobati lukamu."

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang