Bab 23 Perasaan Yang Kuat

14.7K 725 38
                                    

Flashback

Amora's POV

Sejak saat itu, saat Kak Ray datang kerumah dan membawakanku entah itu strawberry cheesecake ataupun bunga anyelir putih. Dan aku tentu saja selalu menunggunya untuk datang. Kak Ray mengajakku bermain, menggambar, bahkan mengajariku mata pelajaran yang tidak kupahami. Percayalah, kak Ray adalah orang yang amat sangat pintar. Semua soal yang tidak kuketahui dapat dengan mudah ia jawab. Seperti membalikkan telapak tangan, terjawab begitu saja.

Semakin hari, semakin aku mengagumi dirinya. Aku tidak mengerti kenapa tapi saat bersama kak Ray rasanya sangat nyaman dan aman. Kak Ray memperlakukanku seperti adik perempuannya. Waktu demi waktu berlalu, aku tahu bahwa perasaanku pada Kak Ray bukanlah perasaan biasa. Memang terlalu dini untuk merasakan perasaan seperti itu, tapi perasaan tersebut terbentuk begitu saja. Bagaimana tidak, ada lelaki lain selain ayah yang sangat baik dan perhatian padaku, walaupun Lucas pun begitu. Tapi perasaanku terhadap Kak Ray berbeda dengan perasaanku pada Lukas. Setiap kali aku bertemu kak Ray, rasanya mukaku memanas, jantungku berdetak kencang. Aku memang gila, diusiaku yang seperti ini malah sudah menyukai seseorang. Aku ingin menampiknya tapi tak bisa.

"Amora.."

"I..Iya kak?"

"Mulai sekarang aku akan jarang bermain kesini. Karena sudah kelas XI, aku harus ikut beberapa les"

"Oh...iya kak tidak apa-apa"

Aku menundukkan wajahku. Ada sedikit perasaan kecewa. Kak Ray menatapku tersenyum, lalu mengelus kepalaku pelan.

"Maaf, tapi aku harus mempersiapkan tes perguruan tinggi. Aku ingin sekali masuk fakultas kedokteran"

"Eh kakak mau jadi dokter?!"

"Ya"

"Ehe. Iya kak tidak apa-apa. Tapi kakak harus benar-benar jadi dokter ya!"

"Iya pasti"

Senyumku melebar. Membayangkan Kak Ray menjadi dokter, pasti sangat keren.

"Tapi, aku jadi dokter spesialis apa ya nanti? Menurutmu aku jadi dokter spesialis apa?"

"Umm....dokter bedah kak. Aku lihat di rumah sakit, dokter bedah itu keren. Pakai baju operasi hijau. Ah..ayah punya teman dokter spesialis jantung, dan beliau keren sekali kak."

Kak Ray tertawa, lalu kembali mengelus kepalaku namun sedikit lebih keras.

"Oke. Kita lihat saja nanti"

Hari demi hari, minggu demi minggu, Kak Ray sungguh-sungguh tidak pernah datang ke rumah. Kak Ray pernah sekali datang di malam hari. Tapi karena aku sudah tidur, kak Ray pulang dan meninggalkan strawberry cheesecake untukku.

Bulan demi bulan berlalu, akhirnya ulangtahunku tiba. Ulangtahunku yang ke 13 tahun. Ayahku bilang Kak Ray akan datang. Aku sangat senang. Bagaimana tidak, aku sudah sangat lama tidak bertemu dengannya. Aku menatap keluar jendela kamarku, menunggu Kak Ray datang. Tapi hingga larut malam, Kak Ray tidak kunjung datang. Aku mulai mengantuk, tapi aku harus menahannya, aku mau menunggu Kak Ray datang. Ayah mengetuk pintu dan masuk ke kamarku.

"Amora sayang"

"Oh ayah..."

"Ayo tidur nak, sudah larut malam. Besok kak hari Senin. Amora harus sekolah"

"Ta..tapi ayah, kak Ray..."

"Sayang.. mungkin Ray ada keperluan sehingga dia tidak bisa datang. Ayo nak tidur"

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang