Bab 10 Bisakah Kau Menemaniku?

18K 925 18
                                    

Raynald's POV

Bel sekolah berbunyi. Aku segera merapikan buku dan semua alat tulisku. Aku pun berlari keluar kelas dengan cepat. Ya, aku ingin sekali cepat tiba di rumah. Kenapa tidak, aku ingin memperlihatkan nilai-nilai ujianku pada ibu. Aku mendapat nilai 100 di semua mata pelajaranku. Ibu pasti senang. Aku akan minta ibu buatkan kue. Aku mengambil sepedaku yang terparkir di halaman sekolah bersama sepeda-sepeda lainnya. Aku mengayuh sepedaku dengan cepat. Aku pun sampai rumah. Rumah dan sekolahku memang tidak terlalu jauh.

Saat dirumah aku mencari ibu. Aku mencarinya di ruang keluarga, di kamar, taman belakang lalu ke dapur. Namun nihil, tidak ada. Aku pun berjalan menuju garasi. Samar-samar terdengar suara desahan. Aku mencari sumber suara itu dan ternyata dari mobil ibu. Aku mendekati mobil tersebut perlahan. Tampak ibuku sedang melakukan sesuatu dengan seseorang dan seseorang itu adalah pria yang tidak kukenal. Walau kacanya gelap, tapi aku dapat melihatnya. Pria itu menyentuh ibuku, dan ibuku membalas setiap sentuhan pria itu. Aku hanya terpaku melihat pemandangan sedikit samar di dalam sana.

"I..ibu sedang apa di sana? I..itu siapa?"

Aku semakin mendekati mobil itu, namun tiba-tiba pandanganku mendadak hitam, ada yang menutup mataku. Tubuhku pun tertarik ke belakang. Aku kaget. Lama kelamaan suara desahan itu pun tak terdengar.

****

Author's POV

Raynald terbangun tiba-tiba. Keringatnya membasahi tubuhnya. Deru nafasnya cepat.

"Sial! Mimpi itu lagi!"

Raynald pun bersandar pada kepala kasurnya, mendongakkan kepalanya dan menutup matanya. Ia mengatur ritme nafasnya.

"Kenapa aku harus memimpikan mimpi menjijikan itu? Kenapa harus wanita itu yang muncul di mimpiku??"

Raynald perlahan membuka matanya, ia meraih smarthphoneya untuk mengecek jam saat ini.

"Jam 01.30 pagi. haha aku baru tidur sekitar 2 jam.", ujar Raynald sambil tertawa sumbang.

Tiba-tiba perutnya keroncongan, ia lapar. Ia memang belum makan sejak sore. Jangan harap Raynald akan makan makanan yang dibuat atau disediakan oleh temen tidurnya. Entahlah, dia tidak selera. Sejak ibunya bercerai dengan ayahnya, Raynald hanya makan makanan buatan bibi yang bekerja di rumah. Dan saat ia memutuskan untuk keluar rumah, ia terbiasa untuk makan diluar atau membuat mie instan. Raynald memang cerdas, tapi dibalik kecerdasannya ia mempunyai suatu kelemahan, tidak bisa memasak.

Raynald turun dari kasurnya lalu keluar kamar. Ia menutup pintu kamarnya perlahan. Raynald menatap pintu kamar Amora. Entah apa yang ia pikirkan, tapi ia menatapnya cukup lama

"Pasti dia sudah tidur"

Raynald turun kebawah dan langsung menuju dapur. Ia mengecek lemari penyimpanan bahan makanan dan ia menemukan mie instan. Ia berniat untuk membuat mie instan tersebut. Ia membuka kulkas, tampak semangkuk besar sup ayam dan tahu balado ada disana. Ia menatap masakan-masakan itu, lalu menatap bungkusan mie instan yang ada di tangannya. Ia menutup kulkas lalu mengembalikan mie instan tersebut ke dalam lemari penyimpanan. Ia berdiri terdiam. Ia menatap kulkas itu. Ia berfikir sangat keras.

"Baiklah! Tidak apa-apa kan kalau aku makan. Toh itu masakan buatan Kitty, jadi tidak akan ada masalah atau apapun yang terjadi"

Raynald pun membuka kulkas dan mengambil sup ayam dan tahu balado. Ia menyalakan kompor dan memanaskan masakan-masakan tersebut.

"Masakannya biasa saja, paling juga rasanya tidak akan enak"

Raynald mengambil sendok lalu mencicipi masakan tersebut. Ia pun terkejut.

Renjana (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang