Suara dering smartphone terdengar nyaring. Si pemilik sontak terbangun dan dengan sigap meraih smartphone dan menajawab panggilan tersebut
"Hallo?"
"Hallo dokter Raynald. Mohon maaf mengganggu istirahat malam anda dok, tapi ada pasien darurat untuk anda saat ini"
"Memang tidak ada dokter jaga, suster?"
"Pasiennya meminta Anda untuk menjadi dokter penanggung jawabnya dok"
"Baiklah, saya kesana sekarang. Tolong beri penanganan sampai saya tiba di rumah sakit, dan terus berikan saya informasi soal kondisi pasien sampai saya tiba disana"
"Baik dokter"
Sambungan telepon terputus. Dengan cepat Raynald bersiap-siap dan mengambil sneli putihnya. Ia pun keluar kamar, matanya tertuju pada pintu diseberang kamarnya. Ia mendesah pelan
"Aku pergi dulu Kitty..."
***
Pagi telah menjelang, Amora terbangun dari ranjangnya. Rasa perih tiba-tiba ia rasakan dari tangan dan kakinya.
"Ah iya kemarin aku jatuh...."
Semua ingatannya pun kembali melayang pada kejadian kemarin. Raynald yang mencium wanita lain, dirinya yang terjatuh, dan pria bernama Alaric yang menolongnya tetapi malah melakukan hal yang tidak sepatutnya dilakukan pada dirinya. Ia memeluk kedua lututnya, rasa bersalah kembali bersarang di hatinya. Ia pun mengingat bagaimana cara Raynald membentaknya, memarahinya karena tidak mengobati lukanya sendiri. Raynald yang akhirnya mengobatinya dan menggendongnya seperti dulu, saat ia terjatuh di taman. Amora pun tersenyum
"Sudah kuduga, kak Ray masih seperti yang dulu. Ah, aku belum bilang terima kasih!"
Amora keluar dari kamarnya, lalu mendekati pintu kamar Raynald. Ia mencoba untuk mengetuk pintu kamar Raynald namun ia ragu.
"K..Kak Ray..."
Tak ada jawaban dari dalam kamar tersebut. Amora memberanikan diri untuk mengetuk pintu, namun tetap tak ada jawaban. Tanpa sengaja ia mendorong pintu tersebut dan ternyata terbuka
"L..lho kok tidak di kunci? K..Kak Ray.. kakak di dalam?"
Amora mencoba mengintip dibalik celah pintu namun tak ada orang. Ia tahu ini sebuah kesalahan besar, namun rasa penasaran mengalahkan ketakutannya. Ia membuka pintu perlahan lalu mencoba melangkah kakinya ke dalam kamar Raynald.
"K..Kak Ray..."
Nihil, Raynald tidak ada disana. Kamar mandi yg terletak di dalam kamar tersebut pun dengan posisi pintu terbuka, tanda tidak ada orang. Amora melangkahkan kembali kakinya kedalam dan melihat sekeliling kamar Raynald. Kamar tersebut di cat warna abu-abu muda. Di 2 sisi dinding kamar tersebut ditutupi rak buku yang tingginya hampir menyentuh langit-langit kamar yang dimana buku-buku besar dan tebal memenuhi seluruh rak tersebut. Amora yakin, semua itu pasti buku-buku kedokteran karena judul-judul buku tersebut yang tak Amora pahami bahkan beberapa yang ia tahu merupakan nama lain dari organ tubuh manusia yang pernah ia pelajari saat masih sekolah.
Satu sisi dinding sangat menarik perhatian Amora. Dinding tersebut di cat berwarna hitam dimana di ujung sisinya terdapat sebuah meja belajar yang dipenuhi kertas dan alat peraga anatomi jantung. Di sisa sisi dinding lainnya tertempel banyak kertas seperti catatan yang sangat banyak.
"Waaah kereeen... kak Ray pasti setiap hari belajar terus"
Amora tersenyum dengan penuh bangga dan rasa kagum. Matanya tiba-tiba tertuju pada 2 figura foto yang posisinya tertelungkup di atas meja belajar Raynald, seperti sengaja agar tidak dilihat siapapun disana. Satu figura foto dengan warna coklat khas kayu yang sedikit berdebu dan satu figura foto berwarna putih dengan banyak ukiran yang cantik dan tampak kontras dengan kamar Raynald yang simpel. Amora mendekat, penasaran dengan foto yang ada disana. Saat tangannya hampir menyentuh figura tersebut, terdengar suara smartphonenya dari kamar, ia pun sontak langsung pergi menuju ke kamarnya. Amora pun meraih smartphonenya dan ternyata sebuah pesan masuk. Ia pun membuka pesan tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/131802941-288-k48607.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana (END)
RomansaLet's follow my account first . Ketika sebuah surat wasiat mempertemukan kembali keduanya setelah sekian lama. Membuat mereka terikat oleh janji sehidup semati, pernikahan. Sebuah surat wasiat dari sang kakek membuat Raynald Abigail Kuncoro, sang do...