52 - zweiundfünfzig

18.3K 1.1K 31
                                    

DIO's POV

Sepulang sekolah, gue dibilangin anak basket kalo hari ini Sakti gak bisa ikut latihan. Buru – buru gue telefon dia.

"Nape sob?!"

"Ngapain lo gak latihan?"

"Gue..." Sakti berhenti bentar, cari alesan buat bohong.

"Sak? Lo gak berniat bohong kan?"

"Iya iya. Gue sama Dea mau jengukin Lea."

"Jengukin Lea? Lo mau ke rumah gue?"

"Maksudnya?" lah kok malah Sakti yang bingung?

"Semalem.. ya ntar deh gue ceritain sama lo. Pokoknya dia di rumah gue."

"Enggak kok. Dea baru aja telefon katanya di kos. Yaudah ya Yo. Bye!"

. . . .

LEA's POV

Sejam setelah Dea telefon, dia dateng dengan Sakti di samping dan bubur di tangannya.

"Lea sumpah lo kenapa?!" Dea buru – buru duduk di kasur gue.

"Kamu gimana sih yang? Disuruh jaga Lea malah jadi sakit gini?" Dea hadep ke Sakti yang lagi garuk – garuk kepala karena gak tau mau duduk di mana.

"Udah De. Bukan salah Sakti juga. Emangnya Sakti emak gue, musti jagain segala?"

"Daripada kamu marah – marah mending kasih buburnya." Gue ketawa liat respon Sakti yang akhirnya duduk di kursi belajar sementara Dea masih di kasur.

"Sak maafin gue ya." Gue buka pembicaraan.

"Sans ah, kayak sama siapa aja."

"Gimana sih yang, kenapa Lea bisa dijadiin bahan taruhan?"

Setelah tanya itu, Dea langsung nengok ke gue. Seakan – seakan dia baru aja salah ngomong. Padahal gue udah gak papa tentang masalah itu. Mungkin. Mungkin gue gak papa.

"Le? Sori gue gak maksud."

"Santai ah."

"Sebenernya Dio juga gak sengaja ngejadiin lo bahan taruhan. Jadi waktu itu, taruhannya adalah Dio harus nembak orang yang pertama kali lewat pintu lapangan basket. Kebetulan banget kalian berdua lewat,"

"Itu loh yang, waktu kamu bilang mau belajar bareng sama Lea sepulang sekolah,"

Setelah Dea keliatan inget, Sakti lanjut lagi. "Gak mungkin Dea, karena mereka tau Dea pacar gue. Dio ngotot banget karena dia pengen dapet jersey pemain basket favoritnya."

"Trus hubungannya sama motor apa?" Gue tanya, ngebuat Sakti kaget.

"Jadi lo denger pembicaraan kita di starbaks?"

Gue ngangguk, Sakti hela napas.

"Lo tau kan, Dio gak pernah pacaran meskipun banyak cewek yang ngedeketin? Anak basket jadi penasaran dan bikin taruhan kalo lo bisa pacaran sama lo 2 minggu, Andre bakal ngasih motornya. Tapi kalo gagal, Dio harus kehilangan motornya."

"Sumpah?! Kalian jahat banget." Dea ternyata dari tadi ikut serius dengerin Sakti.

"Sori yang. Aku dah minta Dio buat gak ngelakuin ini. tapi gak bisa. Tahu sendiri kan, anak basket demen taruhan ginian."

"Pokoknya aku gak mau kamu ikut taruhan."

"Iya – iya."

. . . .

DIO's POV

Di jalan, gue mikir sesuatu. Ini udah seminggu sejak gue pacaran sama dia. Dan gue harus akui kalau...

VIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang