58 - achtundfünfzig

27.1K 1.6K 417
                                    

SAKTI's POV

Setelah parkir, gue langsung ke gate penerbangan internasional buat nganter Lea.

"Lo beneran gak bawa koper atau tas gitu?"

Lo pasti gak percaya kalo gue bilang Lea sekarang cuma bawa handphone, tiket, dan uang yang dia taruh di case hapenya. Ni anak ke Singapore kayak ke Depok doang, bingung gue.

"Di sana udah ada baju. Minum makan bisa beli di pesawat. Lagian gak lama kan?"

"Serah lo deh."

Tiba – tiba hape gue geter, ada LINE masuk.

Dio : lo di mana? Lagi sama Lea?

Gue gak tau mau jawab atau enggak karena gue gak yakin Lea gak mau ngasih tau hal ini ke Dio.

Dio : SAK BURUAN JAWAB

Sakti : bandara

Dio : Dea mau kemana lagi?

Sakti : Bukan Dea, Lea.

Dio gak bales lagi setelah itu. Gue yakin dia langsung nyusul ke sini. Sementara Lea pamit begitu keberangkatannya diumumin.

"Salam buat Tante Ratih ya."

"Gue juga. Semoga cepet sembuh."

Lea ngangguk dan pergi.

. . . .

Di parkiran, gue liat Dio keluar dari taksi. Begitu liat gue berdiri di samping Dea, Dio lari ke arah gue.

"Ngapain lagi lo di sini?" Dea yang masih sebel sama Dio main sewot aja.

"Sayang, udah ah, jangan marah – marah mulu."

"Lea mana?"

"Ya lo pikir aja ndiri!" Dea masuk mobil karena males ketemu Dio.

"Sak, Lea belom berangkat kan?"

"Lea.."

"Sak!" Dio goyang - goyang bahu gue kenceng.

"Dia udah berangkat."

Badannya lemes seketika, tangan Dio lepas dari bahu gue, dia nengadahin kepalanya ke belakang sambil nepuk jidat. "Sak gue mau nyusul dia."

"Lo pikir Singapore itu sedeket Jakarta Bandung?"

"Passport gue masih aktif kok." gue tau Dio panik.

"Tiket lo?"

"Please Sak, bantuin gue." Dia udah keliatan putus asa dan mau nangis.

"Yo, menurut gue, lo tunggu aja Lea ampe balik. Biarin dia nenangin diri. Lagian dia ke sana karena ada urusan penting."

"Maksud lo?"

"Nyokapnya harus operasi."

"Kok dia gak bilang?"

"Ya lo kira aja, Lea mana mau bikin lo khawatir? Dia pasti tau reaksi lo bakal berlebihan kayak gini."

"Gue gak berlebihan, gue cuma.."

"Iya Dio Rahardika. Makanya, mending lo tunggu dia ampe balik. Yaudah ikut gue pulang yok."

"Gak ah, takut gue sama pacar lo."

"Mending. Untung aja dia gak bunuh lo. Siapa suruh nyakitin Lea?"

"Iya gue tau gue yang salah."

. . . .

LEA's POV

VIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang