LITTLE BEE

1.2K 25 14
                                        

Hari minggu merupakan hari yang sangat disenangi setiap orang karena di hari ini setiap orang dapat beristirahat sejenak dari aktivitas rutinnya setiap hari.

Tapi tidak dengan Zio, sedari tadi dia duduk di ruang keluarga sambil mengganti-ganti channel yang bahkan tidak ditontonnya sedari tadi.

Ketika sedang sibuk mencari channel yang menarik untuknya tiba-tiba adik bungsunya yang berusia 4 tahun datang dan langsung berbaring di pangkuan Zio.

“Abang Jio. Jia mau beli es klim.” Sebenarnya nama adik Zio yaitu Zia, hanya saja Zia agak kesusahan untuk mengucapkan huruf “z” jadi diubahnya menjadi “j” .

Zia memainkan bagian bawah baju Zio untuk membujuknya. Zio yang melihat kelakuan adiknya itu tak bisa menyembunyikan rasa gemasnya. Dengan sayang Zio mengacak rambut Zia.

Zia memang selalu seperti itu ketika ada keinginannya dia akan bersikap manis dan manja kepadanya.

“Emang bunda udah izinin Zia?” Zio sengaja bertanya karena bundanya memang melarang Zia untuk terlalu sering mengonsumsi es krim karena Zia gampang terkena flu.

“Abang!” Zia merengek di pangkuan Zio.

Zio sengaja melakukan itu dia sangat gemas ketika melihat adiknya yang sedang merajuk seperti saat ini. Saat Zia sedang merajuk maka dia akan mengembungkan pipinya yang memang sudah tembam tersebut.

“Abang mau temani asalkan ada syaratnya.”

Zia yang mendengar itu langsung menegakkan badannya dengan semangat dan menganggukkan kepalanya sehingga ikatan rambut yang berada di kedua sisi kepalanya bergoyang searah dengan gerakan kepalanya.

“Apa abang?”

Zio tidak menjawabnya tetapi menundukkan sedikit kepalanya dan menunjukkan pipinya menggunakan jari telunjuknya.

Zia yang mengerti langsung mencium pipi abangnya itu.

“Udah.” Zia tersenyum kearah Zio.

Zio mengangkat badan Zia dan membawanya ke gendongannya. Zia yang merupakan anak yang aktif tidak bisa berhenti goyang di gendongan Zio sehingga Zio sedikit kewalahan.

Zio mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja kemudian pergi keluar menuju bagasi untuk mengambil mobilnya.

Zio meletakkan Zia di bangku penumpang setelah itu giliran Zio yang memasukki mobil. Sepanjang perjalanan mobil Zio di ributkan oleh nyanyian Zia.

Sangking semangatnya Zia terkadang menggoyangkan badannya ke kiri dan ke kanan ketika menyanyikan lagu potong bebek angsa.

Ketika sampai di kafe mereka turun. Zia berjalan dengan semangatnya dan terkadang meloncat-loncat. Zio yang takut adiknya jatuh meraih sebelah tangan Zia dan menuntunnya ke kafe.

Zia sudah menghabiskan satu cup es krim tetapi dia memaksa Zio untuk membolehkannya memesan satu lagi. Zio sebenarnya tidak ingin mengizinkannya tetapi pernah sekali dia tidak memperbolehkannya Zia malah menangis kencang dan tidak ingin pulang sehingga seluruh pengunjung kafe memperhatikan mereka.

“Zia nanti kamu flu,” melihat raut Zia yang siap-siap menangis Zio langsung mengalah “Ya udah tapi janji sekali saja baru kita pulang ya!”

Zia menganggukkan kepalanya semangat kemudian Zio kembali memanggil pelayan dan memesankan satu cup es krim lagi untuk Zia.

Dalam perjalanan pulang Zio sempat melihat Aliya yang barusan keluar dari rumah sakit. Zio baru saja hendak keluar dan menemui Aliya hanya saja Aliya sudah terlebih dahulu masuk ke dalam taksi.

Smile in the painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang