KEBOHONGAN

936 13 0
                                    

Waktu terasa berjalan dengan sangat lambat dan membosankan. Di jam terakhir pelajaran dimana hampir semua siswa dan siswinya sudah lelah dan mengantuk kelas David harus memiliki jadwal pelajaran sejarah di jam itu.

David dengan malas-malasan mendengarkan guru yang menjelaskan tentang Perang Dunia ke-II di depan kelas. Andai saja dia bisa tidur saat ini mungkin David akan melakukannya dengan senang hati jika tidak ingat bahwa guru sejarahnya selalu memberikan pertanyaan jebakan kepada murid yang ditunjuknya.

David menopang kepalanya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya mengetuk-ngetuk pelan meja. David sedari tadi memperhatikan kursi kosong di sampingnya, ya, sedari tadi David memikirkan Aliya. Ini belum jam pulang tapi Aliya sudah meninggalkan kelas dan tasnya pun tadi sudah di ambil oleh Raga.

David juga melihat ke arah meja Vallen yang kosong, kenapa mereka berdua tidak masuk padahal ini belumlah jam pulang.

Dengan fikiran yang tidak fokus pada pelajaran David memilih menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan. Otaknya terasa lelah karena sedari tadi dipaksa berpikir.

"David!"

David mengangkat kepalanya ketika Pak Putra memanggil namanya.

"Iya Pak?" jawab David.

"Kamu tidur di jam pelajaran saya?"

"Tidak Pak."

"Lalu kamu sedang apa tadi? Jelas-jelas Bapak lihat kamu meletakkan kepala kamu di atas meja."

Tatapan mata Pak Putra sangat tajam ke arah David. Jika kebanyakan guru sejarah adalah orang-orang yang sabar dan berhati lembut itu semua tidak berlaku dengan Pak Putra.

Pak Putra adalah sosok yang tegas dan disiplin jika ada salah satu muridnya yang berlaku tidak sopan di jam pelajarannya dia akan langsung menggertak murid tersebut. Beliau sangat tidak suka dengan siswa yang malas apalagi siswa yang tidur di jam pelajarannya.

"Maaf Pak," ucap David. Sebenarnya tadi David tidak bisa di katakan sedang tidur karena nyatanya dia belum tertidur walaupun dia memejamkan matanya sejenak.

"Kamu maju ke depan!"

Dengan pasrah David mengikuti perintah Pak Putra untuk meju ke depan kelas.

"Kamu ceritakan kembali apa yang Bapak sampaikan tentang Perang Dunia ke-II tadi kepada teman-teman kamu!"

David diam sejenak. Tadi dia tidak terlalu memperhatikan dengan jelas apa yang Pak Putra sampaikan karena jujur dia tidak berkonsentrasi selama pelajaran berlangsung.

Dengan ala kadarnya David menjelaskan apa yang di ketahuinya. David bersyukur dalam hati karena dia sempat menonton film perang dunia ke-II di internet sehingga dia bisa tahu walaupun tidak banyak.

*****

Setelah melewati satu hari yang melelahkan David akhirnya bisa membaringkan badannya yang terasa pegal di tempat tidur. Walaupun sudah sering pulang sekolah sampai sore atau istilahnya full day, tapi David tidak bisa bohong bahwa itu tetaplah melelahkan.

David mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan membuka room chat, dia ingin bertanya kepada Aliya kenapa Aliya tidak masuk di jam pelajaran tadi.

David mengetik apa yang dia ingin tanyakan tapi dia menghapusnya kembali. David jadi bingung sendiri bagaimana bahasa yang cocok untuk menghubungi Aliya.

Entah sudah berapa kali David mengetik dan menghapusnya lagi. David menghela napas kenapa susah sekali untuk sekedar menghubungi Aliya. Walaupun David sudah lama memiliki kontak Aliya tapi dia belum pernah sekalipun menghubungi Aliya maka dari itu dia pusing bagaimana caranya memulai.

Smile in the painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang