RAHASIA

990 17 0
                                    

Hari libur di manfaatkan Zio untuk bersantai di rumah selepas dari aktivitas rutinnya setiap hari di sekolah.

Zio duduk di meja belajarnya dan membuka leptop. Biasanya untuk mengisi waktu luangnya saat libur dia akan menonton anime kesukaannya.

Ketika Zio sedang asik menonton tiba-tiba pintu kamarnya di buka dan masuklah bundanya ke dalam kamar Zio.

"Abang, beliin Adek obat demam ya, Zia badannya agak hangat. Stok obat demam di rumah juga kosong," ucap bunda Zio.

"Loh Zia demam, Bun? Perasaan kemarin sore masih lari-lari di halaman depan," Zio memiringkan badannya untuk menatap bundanya yang berdiri di samping pintu kamarnya.

"Iya, soalnya abis lari-lari kemarin sore dia main air lagi di kamar mandi jadinya badannya kedinginan. Kamu kan tau adik kamu nggak tahan dengan dingin."

"Yaudah Zio ke apotek dulu Bun. Oh iya obatnya yang mana Zio nggak tau," Zio bertanya sambil mengambil sweter untuk menutupi baju kaosnya yang lumayan tipis.

"Kamu tanya aja obat demam untuk anak umur 4 tahun. Mereknya bebas," ujar bunda Zio sambil menyerahkan uang kepada Zio.

Zio menganggukkan kepalanya dan salim kepada bundanya lalu turun menuju lantai bawah. Sebelum pergi Zio mengambil kunci mobil di dekat lemari TV. Zio sengaja memakai mobil karena di luar sedang gerimis.

Zio mengemudikan mobilnya keluar dari pekarangan rumah menuju apotek. Jarak apotek dari rumah Zio sangat jauh sehingga dia memutuskan untuk ke rumah sakit saja yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Toh di rumah sakit juga ada yang jual obatkan.

Sekitar 10 menit Zio sampai di rumah sakit dan berjalan menuju ke bagian apotek.

"Em... Obat demam untuk anak umur 4 tahunan ada?" tanya Zio setelah tiba di bagian apotek.

"Oh ada. Mau yang rasa apa Mas?"

Zio menggaruk belakang kepalanya sepertinya tadi bundanya tidak membicarakan tentang rasa dari obat itu jadi sekarang dia pusing mau jawab apa.

"Adanya rasa apa saja?"

"Ini ada rasa strawberry, jeruk, sama anggur. Mas mau yang mana?"

"Em... Strawberry saja," jawab Zio asal toh menurutnya apa bedanya yang penting fungsi obatnya sama yaitu penurun demam.

"Ini Mas," Zio mengambil bungkusan obat tersebut dan menyerahkan beberapa lembar uang setelah itu pergi meninggalkan apotek.

Saat akan keluar dari rumah sakit Zio melihat seorang anak laki-laki sedang menangis sambil mengedarkan pandangannya mungkin sedang mencari seseorang.

"Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Zio berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak tersebut.

"Aku mau ketemu Mama," anak itu kembali menangis dan Zio di biat bingung.

"Memang mamanya ada di mana?" tanya Zio.

Anak tersebut menjawab pertanyaan Zio sambil terisak. "Nggak tau, aku tadi lagi main telus nggak tau kemana jalan kembalinya."

Zio mengusap kepala anak laki-laki tersebut untuk menenangkan tangisannya. "Kakak bantu cari mamanya ya?"

Anak tersebut mengangguk dan menggandeng jari tangan Zio. Zio dan anak laki-laki itu menyusuri rumah sakit untuk menemukan mama anak yang sedang di gandengnya ini.

"Kamu namanya siapa?" tanya Zio, berusaha untuk mengalihkan kepanikan anak tersebut.

"Adam."

"Oh, Adam tadi ke sini sama siapa?"

Smile in the painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang