Sudah 15 menit dan Aliya tak kunjung sadarkan diri. Vallen selalu setia menemani Aliya di UKS begitu pula dengan David. Tetapi David hanya berdiri di ambang pintu melihat Aliya dari jauh.
David melihat semuanya saat dimana Sofie dengan sengaja menyikut pinggang Aliya.
David tidak habis pikir apa yang dipikirkan Sofie hingga dia berniat jahat kepada Aliya.
“Ini nggak bisa di biarin.” David meninggalkan ruang UKS dan pergi mencari seseorang. Seseorang yang menjadi penyebab semua ini.
David berjalan sepanjang koridor mencari sosok manusia yang sedang dicarinya sedari tadi namun tak kunjung dia lihat.
Semua ruangan sudah dia masuki dan tetap saja dia tidak melihat keberadaan Sofie.
BRAK...
David menghentikan langkahnya ketika mendengar suara bantingan benda dari arah gudang. Dengan perlahan David membuka pintu gudang tersebut yang kebetulan tidak terkunci.
“AKHHHH.... SIAL. LO HARUS HANCUR ALIYA! HARUS!!”
“LO UDAH REBUT DAVID DARI GUE DAN GUE NGGAK AKAN BIARKAN ITU SEMUA.”
“AKHHH!!”
David memperhatikan dengan diam orang yang sedang berteriak di depannya itu.
Dilihatnya Sofie yang kembali membanting meja yang ada di gudang sehingga meja tersebut terbalik.
David terkejut saat melihat Sofie luruh ke lantai dia kira Sofie pingsan tapi nyatanya salah.
“LO PENGHANCUR ALIYA. GUE NGGAK AKAN BIARIN LO TENANG SELAMA SEKOLAH DISINI!”
Sofie kembali berteriak seperti orang yang kesurupan.
“Lo sakitin dia walau seujung jari lagi maka gue jamin kalau hari dimana lo lakuin itu akan menjadi hari terakhir lo di sekolah ini.” David berbicara dengan nada dingin dari arah pintu.
Sofie tersentak mendengar nada suara yang sangat dingin itu. Dengan perlahan dia membalikkan badannya dan melihat David yang berdiri dengan amarah di matanya.
“Da-David? Kamu ngapain di situ. Kamu khawatir ya sama aku?” Sofie merapikan pakaian dan rambutnya yang acak-acakan lalu menghampiri David.
David menepis dengan kasar tangan Sofie saat dia berusaha memegang tangan David.
“David kamu kenapa? Kok kamu nggak mau aku sentuh?”
“Sekali lagi lo berusaha celakain Aliya maka gue jamin gue yang akan jadi penyebab lo di keluarin dari sekolah ini.” David menatap tajam ke arah Sofie.
“Kenapa sih kamu selalu lindungi dia? Kenapa kamu nggak pernah sekali aja lihat aku? Selama ini aku lakuin segalanya supaya kamu bisa lihat aku, tapi apa? Ngelirikpun kamu nggak pernah.” Sofie berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
“Apa yang sudah dia lakuin ke kamu sampai-sampai kamu selalu perhatian sama dia? Aku jauh lebih baik ketimbang dia. Dan aku jauh lebih pantas untuk dapatin kamu, David.” Sambungnya.“Lo bakal dapat yang jauh lebih baik dari gue.” Setelah mengatakan itu David meninggalkan Sofie sendirian di gudang itu.
Niat awalnya ingin memarahi Sofie namun dia urungkan karena tidak tega meliha Sofie yang kacau.
Sepeninggalan David, Sofie di buat mematung di tempat. Selama ini dia berusaha untuk mendapatkan hati David dan dengan gampangnya David bilang bahwa dia akan mendapat yang jauh lebih baik dari David?
“Nggak David. Menurut aku, kamu adalah yang terbaik dan aku harus dapatin kamu bagaimanapun caranya. Kamu bisa aja paksa aku untuk berhenti tapi aku nggak akan berhenti sampai kamu jatuh ke pelukanku. Aku pastikan itu.” Sofie tersenyum licik dan meninggalkan gudang dengan keadaan kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile in the pain
Novela JuvenilAku tersenyum untuk menyembunyikan sakit ku. Aku tertawa untuk meredam jeritan ku. Aliya. Kita sama-sama menyembunyikan banyak hal. Banyak hal yang menyatukan kita tapi kita terlalu bodoh untuk menyadarinya. David. Permainan takdir memang lu...