Hari libur digunakan Aliya untuk bersantai di halaman belakang rumahnya. Setiap libur Aliya tidak pernah absen untuk merawat bunga Mawar yang di tamannya mulai dari menyiram, menambahkan pupuk dan memangkas daun yang sudah layu.
Aliya yang sedang asik merawat tanamannya harus berhenti ketika mendengar notifikasi yang masuk ke ponselnya. Sebelum mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kursi kayu, Aliya terlebih dahulu membuka sarung tangan yang dia gunakan.
Diambilnya ponsel tersebut dan Aliya sedikit mengerutkan dahinya ketika menemukan nama David di pemberitahuan notifikasi.
Davidiatama A.
Lo mau ke pesta ultah Sofie entar malam?Aliya mengetik balasan dari pesan yang dikirim David.
Aliya Livianra
Iya.Davidiatama A.
Kita bareng. Jam 7 gue jemput.Aliya mengiyakan ajakan David. Lagian itu juga merupakan keuntungan baginya sebab Aliya jadi punya teman untuk datang di pesta itu. Sebenarnya Aliya tidak ingin menghadiri pesta Sofie hanya saja dia sungkan bagaimana pun juga Sofie sudah mengundangnya dan Aliya harus menghargai itu.
Aliya melihat jam di layar ponselnya, rupanya hari sudah siang dan Aliya memutuskan untuk membersihkan tubuhnya yang berkeringat selepas merawat tanaman.
Saat melewati ruang tengah Aliya berpapasan dengan Mama Diana yang sedang duduk di sofa.
"Ma, Aliya minta izin ya, soalnya nanti malam Aliya di undang ke acara ulang tahun kakak kelas Aliya," Aliya duduk di samping Mama Diana.
"Kamu perginya sama siapa? Sama Vallen?"
Aliya menggelengkan kepala. "Bukan. Aku bareng David."
"Oh. Tapi ingat sebelum jam 10 kamu udah pulang."
Aliya menganggukan dan pergi ke kamarnya untuk membersihkan badan sekaligus membungkus kado yang kemarin di belinya.
*****
Setelah sholat maghrib Aliya mulai siap-siap untuk pergi ke pesta Sofie, setelah di rasa cukup Aliya keluar dari kamarnya sambil menenteng tas kecil dan kotak kado yang akan dia berikan untuk Sofie.
Setelah sampai diruang keluarga, Aliya melihat David yang sudah duduk anteng di sofa. Aliya melihat jam yang melingkar di tangannya dan masih 10 menit lagi sebelum jam 7.
"Dari tadi? Ini kan belum jam 7," tanya Aliya ketika sudah berada di samping David.
"Nggak juga. Yah dari pada gue nggak ngapa-ngapain di rumah mending langsung ke sini aja."
"Langsung berangkat atau mau minum dulu?"
"Langsung aja gih. Oh iya, Tante Diana mana? Gue mau pamit."
Aliya celingak-celinguk melihat keberadaan mamanya dan ketika melihat mamanya yang baru saja keluar dari dapur, Aliya segera memanggil mama Diana.
"Ma, Aliya sama David berangkat dulu," Aliya menyalami punggung tangan Mama Diana begitu pula dengan David.
"Tan, David pinjem dulu ya anaknya. Janji kok ntar David balikin dengan utuh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Smile in the pain
Teen FictionAku tersenyum untuk menyembunyikan sakit ku. Aku tertawa untuk meredam jeritan ku. Aliya. Kita sama-sama menyembunyikan banyak hal. Banyak hal yang menyatukan kita tapi kita terlalu bodoh untuk menyadarinya. David. Permainan takdir memang lu...