Mobil yang dikendarai Rio dan Rian berusaha mengejar mobil David yang jauh di depannya.
“Yan, ngebut napa? Itu si David mobilnya malah tambah jauh noh.”
Rian yang duduk dibangku kemudi menoleh kearah Rio yang duduk di sampingnya, “Ini juga gue udah ngebut dan gue masih sayang nyawa yah bawa mobil ugal-ugalan. Ah, goblok nggak kepikiran dari tadi, lo telpon Aliya buat minta David berhentiin itu mobil atau paling tidak bikin laju mobilnya agak lambat. Cepat sana!”
“Oh iya,ya. Kok nggak kepikiran dari tadi,” Rio mengambil ponselnya yang berada di saku celana.
Rio menghubungi ponsel Aliya dan untung saja cepat mendapat jawaban.
”Halo Aliya, lo bisa nyuruh David buat berhenti nggak? Kita ada di belakang lo pada ngejar mobil yang dibawa David.”
“Halo Rio, aku udah minta David berhentiin mobilnya tapi dari tadi David nggak mau dan malah ngancam aku. Rio tolong aku takut David kayak gini.”
“Rio aktifkan lose speaker-nya!” Rio mengangguk dan menuruti permintaan Rian.
“Halo Aliya, lo masih bisa denger kita kan?”
“Iya aku dengar.”
“Oke dengar gue baik-baik. Sekarang lo panggil terus David buat dia sadar.”
Di seberang sana Aliya mengerutkan alisnya bingung, “Sadar? Maksudnya gimana? Davidkan emang sadar.”
“Bukan Aliya, itu bukan David. Itu kepribadian lain yang ada ditubuh David. Gue mohon lo berusaha bangunin David dan kita lagi nyusul lo.”
Setelah mendapatkan persetujuan dari Aliya mereka memutuskan sambungan telepon keduanya.
“Rio hubungi orang tua David mereka harus tahu kalau kepribadian lain David muncul.”
Rio mengangguk dan mulai menghubungi orang tua David.
*****
Setelah Aliya memutuska panggilan dari Rio, dia mulai memanggil nama David walaupun rasa takut terus menyerangnya.
“Da-David, ini aku Aliya. Aku mohon kamu bangun aku takut.”
Tidak ada balasan yang didapat Aliya malah mobil yang ditumpanginya bertambah cepat.
“David, aku mohon.”
“David.”
“David hiks aku mohon,” Aliya mulai terisak karena David sama sekali tidak merespon ucapannya.
“David.”
“LO BISA DIAM GAK SIH?! LO ITU BERISIK BANGET DARI TADI, GUE VERO BUKAN DAVID!”
Aliya sempat kaget mendengar bentakan itu namun bukan berarti dia menyerah.
“David sadar kamu harus sadar, kamu kuat David. A-aku sa-sayang kamu,” dengan masih terisak Aliya berusaha menyentuh bahu David dan tak lama kemudian David mengeram seperti kesakitan.
Diri David yang sedari tadi tertidur dengan spontan sadar setelah mendengar ucapan Aliya, “Biarin gue keluar!”
David yang asli berusaha memberontak dan mengalahkan Vero yang sedang mengambil alih tubuhnya.
“ARHHH, SIALAN LO JANGAN BERONTAK BRENGSEK!” Karena kejadian yang begitu tiba-tiba Vero sedikit kehilangan kendali diri dan membuat mobil yang dibawanya oleng.
“Lo yang seharusnya jangan berontak. Ini tubuh gue!” David marah dan terus-terusan berdebat dengan Vero.
“DIAM GAK LO? ATAU LO MAU GUE CELAKAIN ALIYA SEKARANG JUGA?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile in the pain
Teen FictionAku tersenyum untuk menyembunyikan sakit ku. Aku tertawa untuk meredam jeritan ku. Aliya. Kita sama-sama menyembunyikan banyak hal. Banyak hal yang menyatukan kita tapi kita terlalu bodoh untuk menyadarinya. David. Permainan takdir memang lu...