KEMBALI LAGI

960 15 0
                                    

Setelah sekian lama latihan dan persiapan yang dilakukan untuk acara kelulusan akhirnya hari ini adalah hari terakhir mereka bersiap sebelum esok hari dimana adalah hari pelaksanaan.

Bukan hanya yang bertugas dalam acara saja yang sibuk mempersiapkan melainkan hampir sebagian murid-muridnya. Hari ini pelajaran dihentikan mengingat persiapan sisa satu hari lagi.

Rio dan Rian yang bahkan bukan anggota OSIS saja ikut kebagian dalam divisi dokumentasi mengingat mereka berdua yang memang gemar dalam bidang fotografi selain basket.

Persiapan dilakukan dengan matang hanya beberapa hal saja yang sisa di permantap. Sama seperti kegiatan yang sudah-sudah dalam perpisahan tahun ini tidak kalah meriah bahkan sekolah mengundang beberapa artis untuk ikut memeriahkan.

Beberapa anggota divisi perlengkapan sibuk mondar-mandir entah itu mengatur kursi, mengangkat barang-barang dari ruang serbaguna yang diperlukan dalam kegiatan tersebut. Sedangkan divisi dekorasi sibuk mendekor panggung sedemikian rupa agar terlihat indah saat penampilan nanti.

"David, sini dulu. Bantu si Bambang angat kursi sono! Malah bengong di situ kek patung selamat datang."

David nurut-nurut saja dan melangkah kearah Bambang yang memang terlihat kesulitan mengangkat kursi plastik yang disusun segitu banyaknya.

"Sini bagi dua," David mengambil sebagian kursi yang dibawa oleh Bambang dan membawanya ke anak perlengkapan biar mereka yang mengaturnya.

"Masih banyak yang harus diangkat?" tanya David.

"Iya nih. Lumayan lah, kata Pak Kama kursi yang diruang serbaguna dikeluarin semua dan ini baru setengahnya."

"Buset. Perasaan itu kursi banyak banget dah."

"Ya udah sih, mau gimana lagi. Pan yang datang bukan cuman satu orang tapi kek satu provinsi jadi kursinya butuh banyak."

"Emang anak perlengkapan yang lain mana?"

"Mereka pada sibuk juga. Tuh lo nggak lihat ada yang atur kursi, geret-geret kabel, angkat sound system. Pokoknya kalau sebelum dan sesudah kegiatan anak perlengkapan dah yang paling sibuk. Tapi, pas kegiatan bisa nyantai soalnya ada anak kegiatan sama anak acara yang ngurus."

"Ribet amat sih. Kan yang lulus kakak kelas."

"Yeee, emang lo nggak bakal lulus juga? Tahun depan kita yah dibantu juga sama adek kelas kayak gini."

"Ya udah deh."

David mengedarkan pandangannya disekeliling auditorium dan kebetulan melihat Rio dan Rian yang duduk mojok leha-leha.

"Woi! Lo dua. Kesini!"

Dari kejauhan Rio yang mendengar teriakan David menunjuk dirinya sendiri memastikan apakah dia yang dimaksud David atau bukan.

"Iya, lo berdua," teriak David sambil menunjuk Rio dan Rian.

Duo R jalan aja tuh karena di panggil.

"Kenape?" tanya Rian.

"Lo dua ngak ngapa-ngapain kan?"

Rio dan Rian kompak geleng-geleng karena memang tugas mereka udah beres. Cuman jepret-jepret yang lagi kerja sebagai dokumentasi gitu terus udahan santai, besok lagi dilanjutin pas acara.

"Nah. Dari pada lo dua diam. Gih, bantu kita angkat kursi."

"Loh? Kok kita juga, kan kita bagian dokumentasi," protes Rio.

"Bantu. Abis itu gue traktir mie ayam."

"Sip bos, capcus!"

Mendengar kata traktir, Rio dan Rian semangat 45. Mereka berdua dengan girang jalan keruang serbaguna meninggalkan David dan Bambang yang masih jalan dibelakang.

Smile in the painTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang