Chapter 9

19.6K 666 9
                                    

Happy reading 😊😊

"Ya," kata pertama dapat Key dengar dari seberang sana.
"Key."
Gadis itu belum menjawab. Ia bingung harus berkata apa dan untuk apa ia malah menelphonenya.
"Kau hanya merindukan suaraku ternyata." Terdengar kekehan kecil dari seberang sana.
Key lebih menajamkan pendengarannya.
Benarkah seorang Bisma Karisma sedang tertawa?
Key penasaran dengan wajahnya yang mungkin sedang tidak datar seperti biasanya.

"Hh aku seperti ditelephone seorang teroris." Lalu nadanya berubah menjadi keluhan.
"Oh, Key. Kau pingsan mendengar suara sexyku, huh?"

"Bisma," balas Key dengan sangat lirih.
"Kau masih hidup ternyata. Aku tutup sekarang."
"Tunggu."
Astaga! Ada apa dengan Key? Seharusnya ia senang Bisma menutup teleponnya karena Key memang tak punya hal yang perlu dibicarakan pada Bisma, kan?

"Jangan sakiti Rangga." Key sendiri tak tahu harus bicara apa lagi sebenarnya.
Setelah itu hanya ada hening di antara mereka. Key menunggu jawaban Bisma. Sungguh.

Tut tut tut!
Key mendesah kecewa mendengar tanda sambungan telah berakhir.
Bisma tak bilang apa-apa. Apa itu artinya Bisma marah atas permintaan Key?

Key kembali mengetikkan rangkaian huruf di atas layar ponselnya yang sensitif terhadap sentuhan itu.
Beberapa kali menghapus dan mengganti dengan kata lain. Sampai ia rasa kalimatnya cukup baik untuk dikirim.
send
*
*
Di tempat lain Bisma mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia marah saat Key menghubunginya hanya untuk meminta agar Bisma tidak menyakiti Rangga yang Bisma kira adalah kekasihnya. Jadi Bisma memutuskan sambungan mereka begitu saja.

Bisma melempar ponselnya ke atas meja sampai beberapa orang di kelas menoleh ke arahnya.
Ia tak peduli akan hal itu.
Bisma sudah sangat menahan diri untuk tidak menyentuh Rangga selama ini. Well, hanya untuk menjaga perasaan Key sebenarnya. Dan dia sudah punya cara yang lebih menarik untuk menyingkirkan Rangga dari sisi Key. Ah bukan, itu terlalu kejam. Bisma akan membuat Key sendiri yang akan melakukannya. Meninggalkan pria itu untuk Bisma.
Tapi bukan sekarang waktunya, Bisma sedang membiarkan Key menikmati saat-saat terakhirnya bersama Rangga. Setelah itu Bisma akan memastikan Key hanya akan menatapnya seorang.

Ponsel Bisma bergetar di atas meja.
Tertera nama yang sangat familiar di sana.

From: Key
Aku mohon. Apa pun yang kamu mau. Asalkan, jangan lakukan apa pun pada Rangga.

Bisma ingin memulai permainan ini setelah semuanya matang. Tapi Key ingin membuatnya lebih cepat?

To Key:
Tenanglah, Key. Aku harus lulus dulu untuk mengawali semuanya.

From: Key
Apa maksudmu?

To: Key
Cukup ikuti permainanku.

From: Key
Aku takkan memaafkanmu jika terjadi sesuatu pada Rangga. Ingat itu!

To: Key
Aku tak butuh maafmu. Sampai kapan pun.

Bisma mengganti nama Key di kontaknya dengan Barbie. Bisma rasa nama ini cocok untuknya.
Key benar-benar gadis yang cantik. Mungkin hanya mata rusanya saja yang membuatnya sedikit berbeda dari seorang Barbie. Tapi bagi Bisma itu malah membuatnya lebih menarik.
Ah, Bisma jadi merindukan mata coklat yang senada dengan warna rambutnya itu.
*
*
*
Dua bulan terakhir ini, Key tak pernah bertemu dengan Bisma lagi. Ia menjalani hidupnya seperti biasa, tanpa gangguan.
Key merasa lebih tenang sekarang.
Dengan pakaian rumah sederhana, Key keluar dari dapur dengan nampan berisi enam gelas jus jeruk dan beberapa toples camilan untuk teman-temanya.
Suara gaduh dari ruang tamu semakin jelas ia dengar.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang