62

11.1K 490 33
                                    

vote dulu ya 😇

happy reading😊

dorr
pyarrr
"argh" Key merintih saat kakinya terkena pecahan kaca balkon yang tertembak.
Key berjalan terpincang menuju sisi tembok yang jauh dari balkon.

dorr
pyarr
Key menutup telinganya saat suara mengerikan itu kembali terdengar.
Kaca balkon hampir rusak semua.
Tubuh yang belum sepenuhnya pulih itu terasa bergetar dan dingin.
Apalagi darah yang mulai menetes dari kakinya, mengingatkan Key pada kejadian dimana ia bersimbah darah di kamar ini dan harus kehilangan bayinya yang diprediksi dokter lahir 2 bulan lagi. Key meremas ujung kaosnya. resah. Kepalanya sedikit pusing.
Key semakin phobia pada darah.

Key ingin menghubungi Bisma, tapi ponselnya ada di nakas sebelah tempat tidur yang banyak serpihan kaca.

dorr
dorrr
Sahut menyahut suara senjata api itu membuat ketakutan Key menjadi berlipat ganda.
Suaranya tak sedekat tadi. Tapi semakin sering ia dengar.

tok tok tok
Pintu kamarnya diketuk dari luar, membuat Key semakin waspsda dan sangat terkejut.
Tapi setelah mendengar suara anak buah Bisma yang memanggil, Key memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya.
"Nyonya, anda baik-baik saja ?" tanya John dengan khawatir.

Key mengangguk "tolong hubungi Bisma" pintanya.
"tuan Bisma sudah dalam perjalanan pulang. lebih baik anda ikut saya turun. kami akan menjaga anda di ruang tamu"

"si-siapa wanita tadi?" tanya Key sembari mengikuti langkah tangan kanan Bisma itu, sedikit terseok karena luka di kakinya. Key tak berani melihat kakinya sendiri. Pasti ada darah di sana.
"kami belum tahu Nyonya. beberapa tim sedang mengejarnya"

"aku tahu" ucap Key pelan hingga pria di hadapannya itu membalik tubuhnya setelah menghabiskan anak tangga "siapa?"
"aku sempat melihat wajahnya. Elle"
"Elle?"

Hebat!! orang yang selama ini mereka cari malah memberanikan diri datang langsung ke rumah Bisma dan melakukan teror terang-terangan pada Key.

John menatap luka di kaki Key karena Key berjalan terpincang "anda butuh bantuan, Nyonya?" tawarnya sopan.
Key menggeleng pelan seraya melanjutkan langkahnya.

Key duduk di ruang keluarga, membiarkan John menghubungi seseorang yang ntah siapa. Di sana juga ada 3 bodyguard lain untuk menjaga Key.
Seorang pelayan menawarkan diri untuk mengobati luka Key tapi Key mengatakan lukanya baik-baik saja.

"Bisma akan segera datangkan?" tanya Key dengan wajah menunduk. Ia ingin jawaban ya sekarang juga.
"anda tenang saja nyonya. tuan Bisma sudah ada di jalan. kami langsung menghubunginya tadi" ntah siapa yang berbicara, Key tak peduli. Ia hanya ingin segera melihat Bisma dan merasakan pelukan hangat pria itu yang selalu mampu menenangkannya dalam sekejap. Key juga berharap Bisma baik-baik saja saat ini.

"kenapa Bisma lama sekali?" gerutu Key semakin cemas. Setidaknya butuh waktu setengah jam untuk jarak rumah sampai kantor. Tapi Key yakin Bisma pasti akan melakukan apapun untuk bisa segera datang.

"ponsel. hubungi Bisma" Key berdiri dengan cepat. Meminta ponsel siapapun yang lebih cepat.
John segera memberikan ponselnya pada Key.
Key ingin setidaknya mendengar suara suaminya.

Key segera menghubungi nomor Bisma.
tak diangkat
lagi
lagi
"ahh Bisma" Key berucap kesal dan mengembalikan ponsel itu. Ia kembali duduk dengan menangkup wajahnya lalu menggigiti ujung kukunya gusar.

Lalu pintu utama yang terbuka mengantarkan langkah tergesa seorang pria dengan kaos hitamnya yang sudah tak terbalut jas.
"tuan" sapa anak buahnya.

Key mendongak.
Bisma setengah berlari menghampiri istrinya lalu membawa wanita itu ke dalam pelukannya.
"Bisma" gumam Key memeluk Bisma dengan erat.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang