Chapter 72

9.2K 468 35
                                    

Sambil dengerin lagunya 😄

happy reading😊
 

Hari di mana Morgan dan Khaza akan mengucapkan janji suci sehidup semati telah tiba.
Key masih saja mengurusi beberapa hal yang menurutnya tidak cocok di sana, termasuk letak beberapa benda.

Bisma hanya membiarkan Key melakukan apa yang ia mau. Bahkan ketika Key meminta seseorang memindah pot besar ke sebelah sana lalu mengembalikan lagi ke tempat semula, Bisma tak keberatan. Bisma membiarkannya.

"ini sepertinya sedikit menghalangi jalan" Key menoleh pada Bisma di belakangnya yang sedang melipat tangannya dan bersandar di tiang "ya kan?" Key minta persetujuan.
Bisma mengangguk mengiyakan saja.

"dipindah ke mana?" tanya Key lagi.
"terserah baby, menurutmu di mana yang pas?" begitulah jawaban Bisma ketika Key minta pendapatnya. Bisma akan bertanya balik karena jika Bisma menunjuk suatu tempat biasanya Key akan memberikan alasan untuk tidak meletakkannya di sana. Kemudian Key akan bertanya 'bagaimana jika di sana?'
Dan dengan senang hati Bisma akan menganggukkan kepalanya.

"ah ini lebih baik digeser sedikit saja agar tidak terlalu menghalangi jalan" Orang-orang yang menata ruangan itu pun menuruti ucapan Key.
Setelah dipindah, Key mengamatinya lagi "tidak tidak. Itu akan menutupi pilar. Sayang jika ukiran di pilar seindah itu tertutupi. Tolong pindah ke sana saja"
"baik Nyonya"

"Sudah?" tanya Bisma.
Key kembali menoleh pada Bisma "apa?"
"Sudah puas, baby?"
"Kamu bosan?"
"10 menit lagi acaranya akan dimulai, apa tidak sebaiknya kita bergabung dengan yang lain?"

"Aku akan menemui Anne dulu"
"Seharusnya kamu melakukannya sejak tadi Key. Anne pasti sudah bersiap untuk keluar. Ayo" Bisma mendekati Key dan meraih pinggangnya untuk menyaksikan Morgan dan Anne yang akan segera mengucapkan janji suci pengikat mereka kelak.

Bisma dan Key berdiri di depan ketika pintu terbuka dan menampilkan Anne dengan gaun selutut yang begitu manis membungkus tubuh mungilnya.
Khaza berjalan sendiri menghampiri Morgan yang menunggunya di atas altar.

Key sudah menyuruh Bisma untuk menemani Khaza datang kepada Morgan di altar kemarin tapi Morgan langsung menolaknya mentah-mentah. Dengan terang-terangan Morgan mengatakan tidak rela jika Khaza disentuh pria lain. Sahabatnya sekali pun.

Lalu saat mengantar Khaza pulang dan mereka hanya berdua di mobil Morgan, Khaza juga sempat menanyakan keberadaan Ayahnya tapi Morgan hanya tersenyum tak ingin menjawab pertanyaannya.

"Anne cantik sekali" bisik Key begitu antusias menatap Khaza.
"kau lebih cantik, Barbie" Bisma mengecup pipi Key yang langsung merona dan melayangkan pukulan kecil di dada Bisma.
Bisma terkekeh pelan melihatnya.

Cahaya dari kamera para pencari berita terlihat bersahutan mengabadikan momen berharga ini.
Morgan memang mengundang beberapa wartawan televisi terkenal agar tak ada yang salah paham dengan hubungannya nanti dengan Khaza.

Walau dari jarak jauh, mereka sungguh takjub pada Morgan yang tiba-tiba mengizinkan tim mereka meliput acara ini. Pasalnya, kehidupan pribadi Morgan tak pernah tersentuh media. Apalagi seorang wanita.

Dan Khaza tak keberatan dengan adanya wartawan asal acara mereka tidak terganggu. Khaza juga tidak ingin ada wawancara. Hanya itu. Karena kisahnya dan Morgan dulu tidak semanis sinetron Indonesia.

Morgan mengulurkan tangannya ketika Khaza sampai di depannya. Membawa gadis itu menghadap pada pendeta.
Morgan meremas pelan jemari Khaza dalam genggamannya. Khaza begitu gugup dengan jemari yang basah karena keringat dingin.

Morgan tadi sempat melepaskan sarung tangan Khaza yang sudah terpasang dengan rapi karena ia ingin menggenggam langsung jemarinya. Dan Morgan begitu bahagia ketika rasa gugupnya kini sebanding dengan apa yang Khaza rasakan. Mereka sama-sama gugup. Morgan sangat merasakannya di jemari Khaza yang berkeringat. Dan Morgan sangat puas atas itu.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang