Chapter 109

6.4K 415 130
                                    

3,99K followers😍😍
Yayyyy😻🙏

Sekitar 10 lagi 4K. Nanti kalau idah 4K aku bakal ngadain giveaway kecil-kecilan sebagai rasa terima kaaihku ke kalian😍😄

Terima kasih buat yang gak pernah bosan main ke lapak amburadul Kiran😄

Love ya...

Happy reading😊😀

"Belum tidur?"

Anne menoleh saat mendengar suara suaminya yang baru saja masuk ke ruang keluarga. "Kukira perjalanan bisnis takkan membuatmu lembur. Ini bahkan hampir jam sepuluh, Morgan," ucap Anne seraya melepaskan Cavies yang dari tadi menemaninya bermain sambil menonton televisi.

"Ada masalah dengan perusahaan cabang di sini." Morgan berdiri di belakang sofa dan meraih dagu Anne agar mendongak lalu mencium keningnya.

Anne beranjak dari sofa dan memutar langkahnya untuk mendekati Morgan. "Apa masalah besar? Kau tampak sangat lelah." Anne melepaskan dasi Morgan dan meminta jas pria itu yang sudah Morgan tanggalkan sejak tadi. "Dan kemarin kemarahanmu sedikit membuatku terkejut."

"Hm, aku lelah sekali." Morgan memeluk pinggang Anne dengan kedua tangan kokohnya. "Dan sangat merindukanmu." Morgan meletakkan dagunya di bahu sang istri.

Anne tertawa kecil. "Mandilah, aku akan membuatkanmu teh. Teh dengan perasan lemon akan merilekskan tubuhmu."
Morgan mengangguk kecil dan membawa Anne ke kamar mereka.

"Apa harimu menyenangkan?" tanya Morgan saat gadis itu memberesi bajunya ke keranjang pakaian kotor dan menyimpan sepatunya.
"Aku bosan hanya bermain dengan Cavies."

Morgan tersenyum. "Kalau begitu besok ikutlah denganku ke kantor. Akan ada meeting yang kemungkinan berjalan hingga 3 jam. Hm?"
"Akan kupikirkan. Kamu sudah makan?"
Morgan mengangguk.

"Mandilah, aku akan membuatkanmu teh."
Setelah itu Anne keluar dari kamar mereka sedangkan Morgan masuk ke kamar mandi.
*
*
*
"Dengarkan aku baik-baik, Sayang." Key memulai dengan sangat lembut. Mempertahankan pandangan patuh Bisma di matanya. "Ayah datang ke sini untuk meminta maaf-"
"Dan kau memaafkannya?!"
Key tersentak saat tiba-tiba Bisma membentaknya.

"I-itu tidak s-seperti..."
"Masuk ke kamar sekarang juga, Key!" Bisma masih tersulut emosinya. Ia bahkan tak sepenuhnya sadar saat membentak Key.
"Ayah sudah berubah, Bisma-"
"Ya, dia berubah menjadi iblis."

Plakk

Ketiga orang itu terkejut saat tangan Key melayang begitu saja di pipi Bisma.
Terlebih Key yang benar-benar tak sengaja menampar Bisma karena refleks.
Telapak tangannya terasa panas dan bergetar. Key merasa sangat bersalah. Ia tak menyangka bisa melayangkan sebuah tamparan pada Bisma.

"Ini yang kau dapat darinya?" desis Bisma menatap Key dengan sangat tajam sedangkan jari kanannya menunjuk ke arah David. Key menamparnya karena David?? Sulit dipercaya.

Bisma tertawa sinis.

"B-Bis..." suara Key tercekat. Ia melihat iblis yang sudah sejak lama tertidur pada diri suaminya kembali menunjukkan taringnya.
Bisma tak mungkin percaya jika Key mengatakan itu tadi tak sengaja sedangkan sebelah pipi Bisma terlihat jelas bekas merah tamparan Key. Yang artinya Key memang menamparnya dengan keras.
"Bisma... ma-maafkan aku."
"Masuk ke kamarmu, Keyra!" suara Bisma lebih meninggi. Kedua tangannya semakin terkepal kuat.

Key beralih menatap David di belakang Bisma yang mengangguk padanya. David menyuruh Key menuruti perintah Bisma.
"Yang harus kamu tahu, ayah tadi sama sekali tak menyakitiku, Bisma. Dia hanya menyapa cucunya-"
"Jangan pernah berani mengatakan anakku adalah cucunya!!" bentak Bisma memotong ucapan Key.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang