Chapter 97

8.1K 515 179
                                    

Ada yang kangen?
Cung!
🙌🙌

Tembus 300 komentar bonus 2 chapter lagi 😜😜

Happy reading😊
 

Brakk
Bisma menendang ruang kerja David setelah berdebat dengan sekretaris David di depan ruangan ini.

Bisma tersenyum sinis. Ternyata yang dibilang David sedang sibuk dan tidak bisa diganggu adalah hal menjijikkan ini.
Pria tua itu tertangkap basah oleh putranya sedang bercumbu dengan seorang wanita muda. Mungkin umurnya lebih muda dari Bisma.

David mengisyaratkan pada wanita di pangkuannya untuk menyingkir.
Perempuan itu mengambil tasnya kemudian keluar dari ruangan David dengan mengerling nakal pada Bisma.

Bisma tetap menatap tajam Ayahnya yang hanya menampakkan ekspresi santai.

"Duduklah," ucap David seperti tak terjadi apapun baru saja.
"Setelah menelantarkanku dan harus merawat ibu yang koma sendirian, apa lagi yang kau incar dariku!?" tanya Bisma masih berdiri. Tatapannya sangat marah.

"Ohh ternyata istrimu langsung mengadukannya padamu? Kukira dia wanita berbeda," tanggap David meremehkan.

"Terserah apapun yang kau pikirkan tentang istriku, aku hanya ingin kau tak lagi menyentuh keluarga bahagiaku karena kau tak berhak!!" Persetan dengan sopan santun! Bahkan Bisma sudah tak sudi memanggilnya ayah.
Apalagi melihat kelakuan bejat ayahnya yang kerap kali berganti pasangan, membuat Bisma merasa dikhianati bersama Ibunya. Padahal beberapa kali Bisma mendengar David menikahi wanita-wanitanya.

"Aku hanya ingin sedikit darahku. Aku berhak atas itu."

"Darah?" Gumam Bisma tak mengerti. Tentu saja David tak mendengar gumamannya karena sangat pelan.
Bisma mencoba kembali berpikir cepat.
Darah?

"Sebenarnya, apa yang kau inginkan?" Tanya Bisma akhirnya karena tak menemukan jawaban dari pemikirannya.
"Apa istrimu tidak memberitahumu semuanya? Dia ingin bermain teka-teki denganmu sepertinya. Jadi, cari tahu saja sendiri agar ini lebih seru."

"Bangsat!!" Bisma menggebrak meja kerja David yang terbuat dari kaca. "Jangan berani bermain dengan keluargaku atau kuhancurkan perusahaanmu!!" Ancam Bisma geram.

David terkekeh senang mendengarnya. "Kau takkan melakukannya, Nak. Aku terlalu mengenalmu," Ujarnya santai.

Bisma mengepalkan tangannya dengan kuat. Benar, ia takkan tega melakukannya walau ia sangat ingin.
Bisma tersenyum sinis. "Coba saja membuktikannya," Ucapnya tak kalah santai. "Aku akan menghancurkanmu sampai ke dasarnya jika kau berani menyentuh Key lagi."

"Aku menunggu hal itu," Jawab David dengan senyum tanpa rasa takut.

Brakk
Bisma menendang kursi di seberang David hingga membentur tembok dan patah. Ia sudah benar-benar marah sekarang.

Bisma berdecih keras. "Kau tak lupa 'kan, aku punya kembaran? meskipun aku tak menyentuh perusahaanmu, kembaranku yang akan menghancurkanmu jika kau sampai berani mendekati Key lagi," Tutup Bisma lantas keluar dari ruangan David dengan perasaan muak.
Tak lupa ia juga membanting pintu.

"Brengsek!!" Umpatnya setelah berada di dalam lift.

Seperti dilema, jika David benar-benar melancarkan rencananya, apa mungkin Bisma akan tega menghancurkan Ayahnya sendiri?
Sepertinya Bisma perlu bicara pada Morgan. Yang Bisma maksud kembaran adalah Morgan. Dan David paham itu. Bisma dan Morgan memang sama saja. Mereka selalu kompak seperti kembaran.
*
*
*
Saat terbangun tadi Key sudah tak menemukan Bisma di ruangan ini.
Ia ingin keluar mencari Bisma yang membawa ponselnya juga tapi bodyguardnya melarang Key pergi atas pesan Bisma.
Kini wanita hamil itu hanya bisa berdiam diri di ruangan Bisma menunggu sampai suaminya kembali.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang