Chapter 117

6.7K 400 108
                                    

Mampir jangan lupa, kalau lupa saya ingatkan😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampir jangan lupa, kalau lupa saya ingatkan😂😂

Happy reading😍

Mobil yang mereka tumpangi berhenti. Morgan tahu mereka sudah sampai di rumah.

"Ayo." Morgan turun terlebih dahulu dan diikuti Anne.
Mereka masuk ke dalam rumah untuk segera mandi karena kegiatan mereka hari ini yang sangat melelahkan.

"Kenapa tidak besok pagi saja kita pulang?"
"Aku harus secepatnya ada di Jakarta"
"Kenapa?"

"Karen-"
"Cavies!" pekik Anne memotong ucapan Morgan dan berlari menghampiri seekor anjing yang sedang bergelung di karpet bulu ruang keluarga.
Anjing itu langsung melompat ke gendongannya.
"Uhh... kau kesepian ya?" Anne membawa Cavies mendekati Morgan yang malah berlalu menuju kamar mereka.

"Morgan! Aishh." Anne menghentakkan kakinya jengkel menuju kamar mereka.

Anne duduk di tepi ranjang sedangkan Morgan mulai membuka kemejanya untuk segera mandi.
"Maafkan aku ya, kau pasti kesepian karena Morgan sekarang lebih sering bersamaku," ucap Anne pada Cavies. "Aku tidak bermaksud merebut Morgan darimu."

Morgan menghentikan aktivitasnya saat mendengar ucapan konyol istrinya. "Bukan kau yang merebutku dari Cavies, Ann. Tapi anjing jelek itu yang merebutmu dariku. Cavies bukan gay jika kau ingin tahu," ketus Morgan.

Anne berdiri dan membawa Cavies untuk mendekati Morgan di depan lemari. "Cakar wajah papamu!" ucap Anne sembari menggerakkan satu kaki Cavies mendekat ke wajah tampan Morgan.

Morgan mengacak bulu tebal Cavies dengan senyum kecil. "Aku berharap dia tidak benar-benar menganggapmu anaknya," ucap Morgan pada Cavies. "Karena aku ingin bayi manusia. Bukan anjing jelek sepertimu."

"Morgan!" pekik Anne tak terima.
"Kau berharap bayi kita nanti mirip dia?"
"Jangan! Nanti baby kita berbulu."

Morgan meledakkan tawanya mendengar jawaban sang istri. Ia tak pernah menyangka akan melewati hidupnya dengan bagian pernikahan di dalammya. Apalagi dengan wanita konyol seperti Anne.
Pria itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir pada Anne.

Morgan mengambil paksa Cavies dari gendongan Anne dan melempar anjing lucu itu ke atas ranjang.
Anne ingin berbalik menghampiri Cavies yang dilempar begitu saja tapi Morgan lebih cepat menariknya.
Morgan merengkuh pinggang Anne dengan erat.
"Jauhi dia. Kau harus menjaga jarak dengan anjing jelek itu."

"Kamu cemburu pada seekor anjing?" goda Anne jahil.
Morgan diam dan mempererat rengkuhannya di punggung Anne.
"Kamu kenapa?" tanya Anne waspada saat Morgan menatapnya dengan serius.
Sorot mata Morgan seperti memeluk erat lavender kuncup milik Anne. Sedangkan Anne sungguh nyaman tenggelam dalam tatapan memuja itu. Hangat dan lembut. Dan Anne percaya bahwa hanya ia satu-satunya wanita yang pernah ditatap sememuja itu oleh Morgan.

"Kau tampak cantik dengan balutan jas seperti ini."
Anne mencibir, "Berhentilah. Aku muak tahu."

Morgan terkekeh dan mulai merosot untuk berlutut di depan Anne.
"A-apa yang k-kau laku-kan?" tanya Anne terkejut.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang