Chapter 32

12.7K 517 20
                                    

happy reading😊😊
 

Pagi-pagi sekali rumah Bisma sudah dihebohkan oleh pelayan semalam yang mati dengan tali di lehernya.
Seperti gantung diri.

"jangan melihat jika tidak kuat" ucap Bisma menyembunyikan wajah Key ke dadanya saat menuju kamar mandi dapur yang menjadi lokasi kejadian.
Key mengangguk.

Beberapa orang disana menyingkir saat Bisma datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang disana menyingkir saat Bisma datang.
Bisma mengamatinya dengan seksama "bukankah tadi malam aku sudah bilang habisi dia"
"tuan Morgan melarang kami"
"dimana dia sekarang?"

"tadi pagi-pagi sekali Morgan sudah pergi" jawab Anisa yang berdiri di antara pelayan yang lain.
Bisma mengamati mayat itu sekali lagi. Beberapa kuku tangannya rusak, itu berarti pelayan itu di bunuh dan sempat melakukan perlawanan.

"Bisma, aku akan ke kamar bersama Anisa atau Vera ya" pinta Key yang sama sekali tak berani melihat mayat yang masih menggantung itu. Sedangkan telapak tangan besar Bisma masih menutupi matanya.

"tetap bersamaku, ayo" Bisma membawa Key keluar dari dapur.

Bisma berjalan keluar dari rumah sambil mencoba menghubungi Morgan.
Bisma membuka pintu mobilnya dan memasukkan Key ke dalamnya kemudian dengan berlari kecil ia menuju jok belakang kemudi.

"kita akan kemana?" tanya Key bingung.
"ke rumah Morgan" jawab Bisma masih mencoba menghubungi Morgan. Bahkan mereka masih memakai piyama.
Bisma meraih jasnya di jok belakang kemudian memakaikannya pada Key "dingin?"

Key menggeleng "aku baik-baik saja"
Key mengambil alih ponsel Bisma lalu menempelkan benda persegi itu ke telinga suaminya.
Bukankah berkendara sambil memegang ponsel itu berbahaya?
Bisma menoleh sekilas lalu tersenyum.
"tidak di angkat. coba lagi sayang" pinta Bisma.
Key melakukannya.

"Morgan, kenapa lama sekali angkat telephonenya?!" ucap Bisma kesal.
"---"
"kau di rumah? aku sedang dalam perjalanan kesana"
"---"
"nanti saja" Bisma mengangguk pada Key agar memutus sambungan telephone.

"kenapa kita ke rumah Morgan? bagaimana dengan mayat itu?"
"sudah ada yang akan mengurusnya Key"
"apa kamu curiga pada Morgan?"
"apa? maksudmu?"
"mencurigai Morgan sebagai dalang dari kejadian ini"
"mana mungkin aku mencurigainya? semarah apapun dia, dia takkan pernah menyakitiku Key. seujung kuku pun. Kecuali dalam keadaan mabuk" ucap Bisma yakin.

"tapi Morgan tidak menyukaiku"
"melukaimu berarti 2 kali menyakitiku. Morgan bukan pelakunya"
"tapi kenapa Morgan membiarkan pelayan itu tetap hidup saat kamu menyuruh orang untuk menghabisinya?"
"alasan yang sama ketika kau memintaku untuk tidak membunuhnya"
"maksudmu?"
"aku akan menanyakan pada Morgan, dan kamu akan tahu langsung darinya"

"Morgan pergi pagi-pagi sekali-
"Keyra" Bisma memotong "jika Morgan sedang ada di tepi jurang dan hampir jatuh, aku bahkan rela menukar nyawaku untuknya. tolong Key, Morgan penting untukku. jauhkan pikiranmu jika Morgan terlibat apalagi dalang dari beberapa teror ini. jangan sampai kita bertengkar karena hal ini, please"

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang