Chapter 112

7.3K 409 69
                                    

Sebelum baca, aku ada tebak-tebakan buat kalian nih.

Apa persamaan kalian dengan jemuran?

Silakan jawab di sini ya
😆😆

Happy reading😍😍

Srakk
"Yakk!!" Anne berteriak kesal karena tiba-tiba gorden kamarnya dibuka dan sinar matahari langsung menerpa wajahnya, membuat tidurnya terganggu.

"Maafkan kami, Nyonya."

Anne membuka matanya saat bukan mendengar suara Morgan tapi malah seorang wanita.
"Siapa kalian?" tanya Anne dan menatap 2 orang wanita yang menggunakan pakaian maid sembari tertunduk takut karena sudah mengusik tidur nyenyaknya.

"Kami pelayan yang akan membantu anda bersiap," jawab salah satunya dengan nada gemetar. Mereka takut Anne marah dan itu sangat berbahaya untuk kelangsungan hidup mereka jika Morgan tahu.

"Bersiap? Untuk apa?" tanya Anne semakin bingung.
"Tu-tuan Morgan-"

"Ish, maafkan aku yang tak sengaja membentak kalian tadi. Aku benar-benar tak tahu jika itu tadi bukan Morgan. Bicaralah dengan santai." Anne merasa bersalah karena mereka tampak takut.

Kedua pelayan itu semakin merasa canggung di tempatnya.
"Tuan Morgan sudah menunggu anda di depan, Nyona."

"Aku tidak mengerti, memangnya untuk apa aku harus bersiap?"
"Kami kurang tahu, Nyona. Tapi kami diperintahkan untuk memandikan-"
"Memandikan? Astaga! Apa kepala pria itu terbentur sesuatu?" Anne menyibak selimutnya dengan serampangan dan turun dari ranjang untuk menemui suami tampannya.

Dengan langkah lebar dan menggebu, Anne berjalan menuju ruang tamu untuk mencari keberadaan Morgan masih diikuti kedua pelayan tadi yang tampak cemas.

"Morgan!!" pekik Anne jengkel ketika menemukan pria itu di ruang makan.

Morgan yang tadi sedang menerima telepon pun berbalik untuk melihat orang yang berani berteriak seperti itu padanya. Tentu saja hanya Anne di sini yang berani berbicara sekeras itu padanya.

Morgan menghela napasnya melihat penampilan Anne lalu kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.
Kegiatan itu tertangkap oleh pandangan Anne yang semakin kesal saja karena diabaikan.

"Akan kuhubungi lagi nanti." Morgan memutuskan sambungan telepon dan meletakkan ponselnya di meja makan. Di sana juga ada ponsel lain berwarna gold, sepertinya ponsel yang akan Morgan berikan pada Anne setelah semalam pria itu melempar ponsel Anne tanpa perasaan.
"Kau benar-benar baru bangun?" tanya Morgan tak percaya dan beralih menatap tajam 2 pelayan di belakang Anne.

"Kau-"
"Apa saja pekerjaan kalian sampai melalaikan perintahku!?" bentakan Morgan membuat Anne benar-benar terkejut dan mundur selangkah.

"Maafkan kami, Tuan-"
"Morgan, kenapa kamu membentak mereka?"

Morgan mendengus tak suka. "Menurutmu?"
"Aku yang seharusnya marah padamu karena menyuruh mereka mengganggu tudurku!" Anne menumpukan kedua tangannya di pinggang. Berkacak sebal pada pria itu.

"Aku menyuruh kalian membantu Anne bersiap, bukan mengganggu tidurnya!!" Morgan kembali membentak 2 pelayan tadi.

Anne mendekati Morgan dan mumukul dadanya jengkel. "Ya! Kenapa kau malah memarahi mereka!? Kau menyuruh mereka memandikanku, kau pikir aku kucing?"

Morgan meraih telinga Anne dengan gemas.

"Aw aw aw!" Anne memukuli tangan Morgan yang menarik telinganya dengan kesal. "Lepaskan!" Anne mendorong dada Morgan sekuat yang ia bisa hingga Morgan melepaskan telinganya.
"Ya!!" Anne berteriak tak terima.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang