Chapter 121

7.1K 447 212
                                    

Berani tembus berapa komentar gengs?
1000 berani? 😂

Yang minta konflik mana suaranyaaaa...😆

Konflik MorgAnne ya😅

Happy reading 😍

"Ada sesuatu?" tanya Anne saat Morgan meminta kotak yang dikirimkan ke rumah mereka 2 hari lalu lantas membaca kartunya.

Morgan menoleh ke samping, di mana Anne berdiri. "Hanya memastikan."
"Kamu sudah menyuruh Edgar memeriksa sebelum aku membukanya, Morgan."

"Sudah kubilang aku hanya memastikan, Anne. Sebelumnya tak ada rekan bisnisku yang mengirim sesuatu ke rumah."

"Kau pernah mengenalkanku pada mereka saat pesta dansa waktu itu. Ini souvenir pernikahan putri mereka karena kamu tidak datang jadi mungkin mereka mengirimnya ke sini. Lagi pula itu ditujukan untukku. Istri rekan bisnismu itu pasti menyukaiku karena aku terlihat sangat imut waktu itu," ucap Anne seraya tersenyum lebar.

Morgan menoyor kening Anne pelan. "Berhentilah berkhayal. Dan bisakah sedikit mengurangi kebiasaanmu bicara terlalu panjang?" tanya Morgan sinis, "membuat telingaku sakit saja."

Anne mengusap keningnya dengan bibir mencibir. "Kamu senang sekali mengataiku bodoh dan berisik. Tapi tanganmu hobi menyentil atau menoyorku, kau berperan menggagalkan usahaku agar tidak terlalu bodoh, tahu!"

"Kurasa sudah terlambat jika kau ingin sedikit cerdas, Ann."

"Menyebalkan!"

"Biasanya yang menyebalkan itu sulit dilupakan, Ann."

"Terserah kau saja."

"Lagi pula kau juga takkan bisa melupakanku, kan?"
"Mati saja kau," gumam Anne kesal lantas keluar dari kamar mereka dengan membanting pintu.

Morgan menggelengkan kepalanya dengan kekehan geli melihat perdebatannya dengan Anne yang sulit dikendalikan, lalu matanya beralih pada ponsel Anne yang berkedip lalu bergetar di atas ranjang.
Morgan meraih ponsel Anne untuk melihat siapa yang baru saja mengirimkan pesan pada Anne.

Nomor tak dikenal.
Morgan membuka ponsel Anne dan melihat pesan itu.

from: 085xxx
Mari bertemu dan aku akan memberikan buktinya padamu

Dahi Morgan mengernyit membaca pesan itu lalu jemarinya bergerak untuk melihat pesan sebelumnya.

Matanya memicing saat mendapati ada beberapa pesan gambar di mana dirinya sedang digoda seorang wanita di basement. Morgan ingat wanita ini yang dulu pernah berpura menabraknya. Yang membuat Morgan geram adalah foto itu diambil saat wanita itu menyentuh lehernya dan saat mereka saling melempar senyum walau Morgan terlihat setengah hati tersenyum.

Morgan melihat waktu pengirimannya. Itu dikirim sesaat setelah Morgan berpisah dengan wanita itu.
Tapi kenapa Anne tampak biasa saja?
Bahkan beberapa pesan yang mengatakan bahwa Morgan bermain di belakangnya tak dibalas oleh Anne.

Morgan ingat saat ia pulang dulu Anne langsung memeluknya dan mengatakan hal-hal menyenangkan. Anne juga berterima kasih karena Morgan menyuruh Edgar mengambil Cavies dari Bandung.

Morgan mengetikkan beberapa kata untuk membalas pesan itu lalu menghapusnya setelah terkirim. Kedua tangannya terkepal kuat. "Brengsek!"

Padahal ia hampir melupakan wanita ini setelah berniat memberi perhitungan karena berani menggodanya. Tapi wanita ini malah dengan lancang mengganggu Anne-nya.

Morgan keluar dari kamarnya untuk menemui Anne. "Anne!" panggilnya tak sabar.
"Nyonya sedang ada di taman belakang, Tuan," ujar seorang pelayan yang tergopoh menghampiri Morgan.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang