Chapter 104

7.7K 443 350
                                    


300 komentar bonus 1 chapter dan jangan lupa mampir ke The Darker.

Happy reading😍

Mobil Morgan melaju membelah kesibukkan ibu kota dengan kecepatan sedang. Ia dan Anne sedang menuju butik untuk mencari gaun yang akan Anne kenakan di pesta besok.

"Morgan."
"Hm?"
"Kenapa kita harus mencari gaun baru untukku? Kenapa dengan gaun-gaunku di rumah?"
"Entahlah, aku hanya ingin. Lagipula apa salahnya membeli gaun baru untukmu?"

"Apa kau akan malu jika aku memakai gaun lamaku?"
"Bahkan aku tidak akan malu jika kau bertelanjang sekalipun."

"Yakkk!!" pekik Anne tak habis pikir pada jawaban enteng Morgan tadi.
"Astaga teriakkanmu, Ann. Kamu tidak takut pita suaramu pecah?" Morgan menggelengkan kepalanya.

Anne mendengus, "Itu salahmu! Hilangkan pikiran mesummu saat bicara denganku, Morgan."
"Tidak bisa. Aku selalu ingin menelanjangimu saat menatapmu, Anne." Morgan terkekeh dan itu membuat Anne semakin mendidih ingin mencekiknya.

Anne memilih menatap ke luar jendela dengan kedua tangan yang terlipat kesal.

"Anne," panggil Morgan.
"---"
"Kau marah?"
"---"
"Jangan berharap aku akan meminta maaf, Ann. Aku bukan pria seperti itu."
"---"
"Anne!" panggil Morgan sedikit kesal karena diabaikan.

Anne merubah posisinya menjadi bersandar nyaman di sandaran jok, lantas memejamkan matanya.

Morgan menepikan mobilnya lalu membuka sabuk pengamannya buru-buru.
Dengan cepat ia mendekati Anne dan meraih dagunya. Mencengkramnya dengan erat dan tatapan tajam yang tertuju pada lavender kuncup milik Anne yang terbuka lebar karena terkejut.
Tanpa basa-basi Morgan langsung menarik dagu Anne kemudian mencium bibirnya dengan kasar.

Anne semakin terkejut, ia membelalakkan matanya dan mencoba mendorong dada Morgan tapi tubuhnya semakin terhimpit pada pintu mobil karena ulah Morgan.
Morgan menarik tengkuk Anne agar ciumannya semakin dalam. Himpitannya pada Anne semakin kuat.
Pikirannya mendadak kacau. Bahkan ia seperti tak peduli pada pukulan-pukulan Anne di bahunya.

Anne tak percaya Morgan bisa sekasar ini padanya. Ia terus memukuli dada Morgan untuk menyadarkan suaminya tapi Morgan malah semakin kasar.

Anne menggenggam erat kemeja Morgan karena takut. Ia seperti melihat Morgan yang dulu, kasar dan semaunya.
Anne nyaris kehabisan napasnya saat merasakan perih di bibirnya karena gigitan Morgan.

Morgan melepaskan Anne saat merasa ada yang mengalir di sela bibirnya. Pria itu terkejut melihat bibir bawah Anne berdarah karena ulahnya.

Sekasar itu?

Anne seperti kehilangan dirinya baru saja. Matanya yang terbuka menatap kosong ke bawah dengan kedua tangan yang mencengkram kuat kemeja Morgan. Napasnya memburu.

"Anne," Morgan mengusap bibir bawah Anne dengan lembut. Ia benar-benar tak menyangka bisa berbuat sekasar tadi pada Anne. "Lihat aku," satu tangan Morgan menangkup wajah Anne agar mendongak menatapnya.

Anne memalingkan wajahnya dari Morgan lalu perlahan melepaskan tangannya dari kemeja Morgan. Tangan wanita itu terlihat bergetar.

"Aku... minta maaf, Anne. Aku benar-benar tak sengaja dan hilang kendali," Morgan terlihat kalut. Ia sudah biasa tak menerima penolakan. Dan saat Anne mengabaikannya tadi tiba-tiba amarah Morgan yang sudah lama ia kubur muncul kembali. Tanpa melihat siapa wanita di hadapannya ini. Morgan benar-benar tak suka diabaikan.

Anne mendorong dada Morgan tanpa ingin melihat pria itu lantas membuka sabuk pengamannya.
Morgan menahan pergerakan tangan Anne, "Hey-"
Anne menarik kasar tangannya dari Morgan lalu keluar dari mobil Morgan begitu saja.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang