Chapter 63

11.1K 558 74
                                    

vote guys biar tetap semangat 😆

happy reading😄

Dorr Dorr
Suara nyaring di sepanjang jalan itu membuat pengendara lain segera menyingkir dari jalanan.
Mereka tidak ingin terkena resikonya.
Jaguar berwarna hitam metalic itu sudah berlubang di sana sini karena tembakan.
Siapa yang menyangka, pemilik yang mengendalikan super machine itu adalah seorang wanita. Gerakannya lincah dan penuh perhitungan.
Bahkan beberapa kali ia bisa membuka jalan tanpa menyenggol kendaraan lain.
Jalannya melenggak-lenggok untuk mengecoh jalan orang-orang di belakangnya.
Ia tampak seperti pengendara profesional.

Di belakangnya, 2 buah lamborghini juga bergerak tak kalah gesit.
Beberapa tembakan sudah dilepaskan. Tapi belum bisa menembus sang pengemudi.

"arghh sial!! mereka semakin brutal!" umpat wanita itu sembari memukul stirnya, sesekali ia melihat ke spion untuk memastikan keadaan. Wajahnya memerah karena marah.

"brengsek kau Key. akan kubunuh kau setelah ini karena membuat Rangga mengabaikanku!!" wanita itu berteriak marah dan semakin menambah laju mobilnya.

"dan Morgan Winata, lihat saja... beraninya kau bermain-main denganku. akan kuhabisi kekasihmu di depan matamu brengsek!!"

"Kau, Key dan Bisma akan menangis darah setelah ini" Elle tertawa nista setelahnya.
*
*
*
Seperti janjinya, hanya sebentar. Waktu setengah jam bisa Morgan tempuh dengan 15 menit saja dari kantor.
Ia masuk ke dalam rumahnya dan mencari keberadaan Khaza.
Di depan tadi Morgan melihat beberapa anak buahnya tapi ia tak ingin bertanya.

Di ruang tamu, Khaza langsung berdiri saat melihat Morgan.
"lama sekali" ucap Khaza membuat Morgan mendengus jengkel.
Itu tadi yang paling cepat! batin Morgan tak terima.

"bisa tidak kalau ingin apa-apa jangan di saat aku sibuk?" ketus Morgan setelah mereka berdiri berhadapan.
"aku kan tadi sudah bilang akan pergi dengan anak buahmu kalau perlu! tidak percaya sekali" gerutu Khaza tak mau kalah. Wajahnya dilipat hingga mata sipitnya tampak seperti terpejam.

"ya! bagaimana kalau tiba-tiba ada wartawan lalu ada berita gadis yang kemarin jalan bersamaku sekarang jalan bersama om om. mau jawab apa kamu!?" sentak Morgan.
Ohh jadi ini maksud Morgan.
Khaza memanyunkan bibirnya kesal "maaf" ucapnya masih ketus.
"kamu minta maaf atau sedang marah? jelek sekali ekspresimu" ejek Morgan menahan tawanya.

"iya aku minta maaf!" ucap Khaza semakin ketus.
"permintaan maaf ditolak" Morgan menarik lengan gadis itu untuk segera pergi.
"cih kasar" gumam Khaza jengah.

Morgan diam-diam tersenyum karena tingkah kekanakan keduanya tapi menyenangkan itu lalu memasukkan Khaza ke dalam mobilnya. Morgan benar-benar menikmatinya.

Sebelum Morgan memasuki mobilnya, Edgar datang dengan setengah berlari setelah keluar dari sebuah mobil hitam "Tuan"
Morgan menutup pintu mobilnya agar Khaza tak mendengar percakapan mereka karena raut serius Edgar "katakan"
"pihak Boston menolak tawaran kita"
"bawakan aku kepala anak para tetua Boston" ujar Morgan terlihat santai tapi kedua tangannya mengepal kuat pertanda dirinya sedang menahan amarah.
"tapi Tuan, kita sedang membutuhkan Boston untuk-
"katakan kau paham atau tidak dengan ucapanku, Edgar" kata Morgan tajam.
"saya paham, Tuan" Edgar membukakan pintu mobil untuk Morgan pertanda ia tak akan meneruskan protesnya tadi dan akan segera melaksanakan perintah Morgan.

Morgan menyeringai kecil lalu masuk ke dalam mobilnya.

"ada apa?" tanya Khaza dan melihat Edgar yang masih ada di luar mobil.
Morgan memakai seatbeltnya dan menjawab "sesuatu yang tak akan kau pahami dengan otak kecilmu Anne"

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang