Chapter 48

11.5K 492 10
                                    

happy reading😊
 

"kau seharusnya tidak lupa beberapa bulan terakhir ini bahkan kita tinggal satu atap dan aku tak pernah bernafsu denganmu walau kamu pernah datang ke kamarku pagi-pagi sekali dengan setengah telanjang" Morgan mengucapkannnya dengan sekali tarikan napas, membuat Bisma menatapnya aneh. Ini seperti bukan Morgan yang biasanya.

Morgan adalah pria irit bicara jika bersama orang lain. Bahkan Bisma pun sering jengkel jika ia bicara panjang dan Morgan hanya menjawabnya dengan deheman atau seringai khusus andalan mereka.

Khaza tersedak salivanya sendiri mendengar ucapan frontal Morgan itu. Malu sekali rasanya.

Key tak sanggup menahan tawanya lagi, Ia membungkam mulutnya agar tawanya tak meledak. Tanpa sadar ia memukul paha Bisma di bawah meja beberapa kali untuk pelampiasan tawanya yang tak bisa ia keluarkan.

Bisma merangkul bahu Key gemas, tidak masalah sebenarnya jika wanita itu tertawa sesukanya.
"kamu bisa tertawa sesukamu sayang. aku suka melihatnya" bisik Bisma dan dibalas pukulan kecil Key di dadanya karena malu.

"a-aku tidak sengaja saat itu. tolong lupakan saja ya" ucap Khaza memohon. "susah sekali bicara padamu" keluh Khaza kemudian "begini, jam segini jika di rumah aku sudah ada di kamar. Di rumah ada anak buahmu dan para pelayan juga. kamu tahu, setan suka sekali menggoda manusia saat larut apalagi jika hanya berdua. aku hanya takut, e... jika kamu-
"kau tidak sedang dalam zona bisa mendebatku, Anne" Morgan menekan nama gadis itu di akhir kalimatnya membuat Bisma dan Key bingung.

"tapi bukankah setan lebih takut padamu?" Gumam Khaza sengaja mencibir Morgan "tanpa godaan setanpun kau itu memang sudah mesum, aku lupa itu"

Morgan berdiri saat sudah menyelesaikan makannya tanpa menjawab ucapan Khaza "ku tunggu di mobil dalam 5 menit" Morgan menatap Bisma sekilas untuk isyarat berpamitan lalu segera berlalu setelah Bisma mengangguk.

5 menit, tak lebih!

"Anne?" Key menatap Khaza tak mengerti kenapa Morgan memanggilnya Anne.

Khaza berdiri "butuh waktu lebih dari 5 menit untuk menjelaskannya. Morgan pelit sekali masalah waktu. hehe" gadis itu tersenyum kikuk "aku pergi dulu. terimakasih makan malamnya. selamat malam" pamit Khaza.

"ah ya, kau lucu sekali. hati-hati di jalan" pesan Key kemudian tersenyum tulus pada Khaza yang mulai melangkah pergi.
"Anne??" Key menatap Bisma yang masih merangkulnya, kepala wanita itu bersandar nyaman di bahu sang suami sejak tadi dan kini terangkat sedikit untuk melihat ekspresi suaminya.

"aku juga tidak tahu" jawab Bisma kembali menarik pelan kepala Key agar bersandar di dadanya "mungkin panggilan sayang Morgan pada Khaza" Bisma sendiri tak yakin dengan ucapannya.

"Morgan menyayangi Khaza menurutmu?" Key melingkarkan tangannya di perut Bisma.

"aku melihat ekspresi baru dari Morgan. apa kamu bisa membedakan tatapannya padaku dan tatapannya padamu?" tanya Bisma sembari mengusap kepala Key.

"aku?"

"ya, dia menyayangimu seperti menyayangiku. Dia menganggap kita seperti adik kecilnya yang harus dilindungi sayang. Tapi tatapannya pada Khaza, berbeda tapi mirip. Tapi sepertinya belum tahap sayang, hanya seperti peduli. ya rasa peduli kurasa"
"kamu membuatku bingung" ucap Key sembari memanyunkan bibirnya, membuat Bisma semakin gemas saja.

"mirip, tatapan peduli. tapi bukan pada adiknya. seperti, ekhm-
"kekasih?"
"pintar sekali istriku" Bisma mencium kepala Key.

"secepat itu? mereka baru bersama kurang dari 3 bulan. dan beberapa hari yang lalu Morgan... ingin membunuh Khaza" balasnya ragu. Key menunggu jawaban Bisma tapi lima belas detik berlalu dengan hening tanpa balasan dari Bisma, membuat Key mendongak menatap Bisma yang ternyata sedikit melamun "Bisma" panggil Key.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang