Chapter 126

5.9K 493 574
                                    

Mau konflik?

BisKey atau MorgAnne?

Di chapter ini bakal digantungin, kalau mau bonus tembusin 500 komentar 😆😂

Happy reading 😄😍

Kekesalannya selama di kantor Bisma bawa hingga ke rumah. Pintu mobilnya baru saja berdebum karena ia menutupnya dengan bantingan keras.

Waktu masih menunjukkan pukul tiga siang tapi Bisma memutuskan untuk segera pulang karena sudah benar-benar penat dengan masalah kantor. Apalagi ia sempat bertengkar dengan Morgan tadi. Membuat perasaannya semakin kacau saja.

Pria itu menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu dengan kepala yang bersandar sepenuhnya pada sandaran sofa lalu memejamkan matanya.
Bisma ingin menenangkan dirinya sejenak sebelum menemui Key juga kedua putra kembarnya.

Suara langkah tenang yang sangat ia hafal membuat Bisma menarik ujung bibir untuk tersenyum tipis.
Senyumnya semakin lebar saat merasa langkah itu semakin dekat.
Sentuhan lembut di sebelah pipinya membuat pria itu membuka matanya, menatap istrinya yang sedang berdiri di belakang sofa dengan senyum menenangkan.

Key memutari sofa lalu duduk di sebelah Bisma dengan secangkir teh di tangannya.
"Aura kemarahanmu bahkan terasa sebelum kamu sampai di rumah, Bisma. Ada yang terjadi?"

Bisma menerima teh dari Key lantas meneguknya perlahan. "Masalah biasa," jawabnya setelah meletakkan cangkir tehnya ke meja.
Key mengangguk pelan, jika Bisma hanya mengatakan begitu maka Key tak perlu memaksa untuk lebih tahu lagi.

"Babies sedang tidur?" tanya Bisma seraya melonggarkan ikatan dasinya.

Dengan telaten Key membukakan ikatan dasi suaminya lalu membantu pria itu untuk melepaskan jasnya. "Mereka bangun mendengar suara pintu mobilmu."

Bisma menghela napasnya menyesal. "Maafkan aku karena mengganggu istirahat kalian," ucapnya sembari mengusap sebelah pipi Key dengan sayang.

Key menggelengkan kepalanya. "Lagi pula ini sudah waktunya mereka bangun."

Bisma tersenyum lagi karena sikap Key yang begitu dewasa. "Pasti akan sulit jika aku tidak pernah salah paham dan bertemu denganmu, Sayang."

Key menyandarkan kepalanya di dada Bisma. "Karena kita memang ditakdirkan bersama. Kita saling melengkapi, Bisma."

Bisma menciumi kepala Key dan satu lengannya melingkar di bahu sempit Key. "Terima kasih karena menjadi bagian dari diriku, Keyra."

Key mendongak dan mengecup rahang Bisma sekilas. "Tidak perlu berterima kasih. Aku, Duan, dan Sean memang sudah seharusnya menjadi bagian dari hidupmu, bukan?"

Bisma terkekeh mendengar jawaban istrinya. "Kau selalu bisa membuatku lebih baik, Cantik. Ingin hadiah dariku?"

"Hadiah? Mungkin liburan berempat akan menyenangkan."

"Jika itu hadiah yang kau inginkan, aku akan mengabulkannya satu tahun lagi."

"Satu tahun? Kenapa?" tanya Key heran.

"Duan dan Sean belum siap dengan udara luar, Sayang."

"Mulai lagi?"

"Yang itu aku tidak akan mengubahnya. Babies adalah segalanya bagi kita. Benar?"
Key kembali menyandarkan kepalanya di dada Bisma. "Aku tak bisa bicara apa pun lagi," keluhnya pura-pura lelah.

"Sayang"

"Hm?"

"Akan sempurna jika kita memiliki adik perempuan untuk babies."

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang