Chapter 99

8.1K 447 208
                                    

Yeyyy aku lagi gabut, makanya publish ini 😂😂

200 komentar untuk bonus 1 chapter 😄

Happy reading😄😉
 

Betapa bahagianya Key, saat Bisma mengajaknya berjalan-jalan di taman.
Wanita itu tampak selalu antusias dengan apapun yang ia lihat hingga Bisma tak mampu menahan rasa gemasnya pada wanita hamil itu.

"Aku ingin sepasang teddy bear yang lebih besar dari itu," Key menunjuk boneka beruang yang sedang dibawa seorang bocah berusia 5 tahun bersama orang tuanya.
"Nanti saat kita pulang, bonekanya sudah ada di rumah, Sayang," jawab Bisma enteng.

"Yey!!" Key bersorak bahagia dan memeluk lengan Bisma semakin erat.

Bisma mengambil gambar boneka itu lalu mengotak-atik ponselnya sebentar dan tak lama kembali fokus pada Key yang benar-benar menikmati suasana sore di taman ini.

"Gula-gula boleh?"
"No!"
Key mengembungkan pipinya tapi tak melontarkan protes pada Bisma karena sebenarnya Key juga sudah tahu Bisma tak akan mengizinkannya memakan gula-gula.
"Ice cream?"
"Okay." Bisma menuntun Key menuju penjual es krim.

"Aku mau rasa coklat," pinta Key semangat.
"Mau berapa?"
"2. Tapi yang 1 untuk Bisma."
"Memakan ice cream akan melelehkan kadar maskulinku, Sayang."

Key mencubit perut suaminya gemas.
Bisma tertawa dengan ringisan kecil lalu membeli 2 es krim rasa coklat.

Saat menerima es krim dari suaminya, Key langsung berbinar, "Terima kasih"
"Sama-sama, Cantik."

"Apa aku boleh mengganti rasanya? Aku ingin rasa strawberry."
"Tentu saja. Buang saja itu dan aku akan membelikanmu rasa strawberry. Apa aku perlu mengganti rasa juga?"
"Tidak. Aku hanya bercanda. Aku sekarang ingin memakan rasa coklat."

Bisma mencubit ujung hidung Key karena Key mempermainkannya, "Dasar cantik."
Key tertawa kecil dan melepas cubitan Bisma di hidungnya.

Mereka menikmati es krim sembari berjalan-jalan di taman itu.
"Kalau lelah, kita duduk dulu," saran Bisma.
"Aku tidak lelah tapi ingin duduk."

Bisma menggeleng mendengar jawaban Key "Benar-benar," ucapnya gemas.
Key malah tertawa kecil melihat ekspresi Bisma yang seperti ingin menelannya saking gemasnya. "Duduk di sana," Key menunjuk sebuah bangku yang dihuni 2 orang muda-mudi.

"Mereka sedang pacaran, Sayang-"
"Gak mau tahu. Aku ingin duduk di sana," mulai, si keras kepala berulah.
"Banyak bangku yang masih ko-"
"Aku ingin di sana!" ucap Key dengan wajah sebal.
"Oke oke. Ayo," Bisma menggandeng istrinya menuju bangku yang Key maksud.

Kedua remaja itu mendongak dan menatap mereka heran.
"Maaf, istri saya sedang ngidam ingin duduk di sini. Bisakah kami menggunakan bangkunya?" pinta Bisma begitu sopan.
Key ingin tertawa melihat Bisma yang sangat sopan itu. Beda sekali dari Bisma yang biasanya semena-mena dan selalu mendapat apa yang ia ingin dengan caranya. Cara instan dan kasar.

Kedua remaja itu langsung berdiri mempersilakan, "Oh silakan. Pakai saja, kami bisa pindah," ucap si gadis dengan ramah.
Key tersenyum menatapnya yang terlihat sama sekali tak keberatan.

"Sekali lagi, kami minta maaf," ucap Bisma tak enak.
"Santai saja, Kak. Kalau begitu kami pergi dulu." Mereka pun menyingkir dari sana, membiarkan Bisma dan Key menempati tempatnya tadi.

Mereka duduk bersebelahan dan Key langsung bersandar di bahu Bisma, "Bisma."
"Hm?"
"Aku sayang kamu."
Bisma tertawa kecil, "Aku tahu. Aku juga menyayangimu dan baby kita, Sayang."
"Kamu harus lebih sayang sama aku."
"Kenapa begitu? Ini anak kita berdua, Key."
"Aku mau begitu pokoknya."
"Baiklah, apapun untukmu."

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang