Chapter 45

11.8K 509 61
                                    

happy reading😊😊

Sesampainya di rumah, Bisma langsung mengangkat tubuh Key masuk ke dalam rumah setelah melirik sebentar mobil Morgan. Sepertinya Morgan dan Khaza sedang terlibat perbincangan serius.
Key membuka sebentar matanya dan kembali tidur. Ia masih malas bicara pada Bisma.
Bisma pun mengerti akan hal itu.

"dokter" Bisma menyapa dokter pribadi keluarganya yang sedang duduk di ruang tamu bersama Anisa "jalanan sedikit macet, langsung ke kamar saja" Bisma membawa Key ke kamar tamu karena kamarnya ada di lantai dua.

Dokter berusia 40an itu mengikuti Bisma.
Bisma membaringkan Key dengan hati-hati dan membiarkan dokter memeriksa Key.

"bagaimana?" tanya Bisma tak sabar, meskipun dokter itu terlihat belum selesai dengan pekerjaannya.

Lalu Morgan ikut masuk bersama Khaza.

"hanya sedikit stres tuan, janinnya baik-baik saja" ucap sang dokter lalu mengeluarkan jarum suntik dari tas kerjanya "ini untuk menguatkan kandungannya tuan"

Morgan berjalan cepat menahan dokter itu memberikan suntikan pada Key tapi sedikit terlambat karena setengah cairan dalam suntikan itu sudah masuk ke tubuh Key.

Bisma dibuat kaget olehnya "Morgan"

Morgan menarik jarum yang menancap di lengan Key kemudian menarik dokter itu mundur dan memojokkannya ke tembok.
"apa isinya" tanya Morgan tajam lalu menancapkan suntikan itu ke bahu sang dokter "kau tak perlu memberikan apapun kalau Key baik-baik saja"

Bisma sendiri tak mengerti kenapa Morgan melakukannya.
"apa isinya?!" bentak Morgan "Bisma, bangunkan Key!"

Bisma duduk di sebelah Key lalu menepuk pelan pipinya "Key, bangun sayang. Keyra"

"apa isinya?!" Morgan masih saja menyudutkan dokter itu. Tapi tampaknya pria tua itu memilih tetap bungkam.

"Keyra! astaga Key!" Bisma langsung mengangkat tubuh Key keluar dari kamar.
"ikutlah dengan Bisma" ucap Morgan melirik Khaza sekilas "dia akan membutuhkanmu" lanjutnya.

Khaza mengangguk patuh dan segera mengikuti Bisma yang akan membawa Key ke rumah sakit.

"kalau ini penguat kandungan, berarti tidak berbahaya jika aku menyuntikkannya padamu" Morgan menekan suntiknya di bahu sang dokter yang masih berusaha memberontak.

"i-itu.. pelumpuh sya-raf"
"siapa yang menyuruhmu!?"
"aku tidak bisa mengatakannya"
"berarti kau memilih mati"
*
*
*
Bisma sedikit tak fokus pada jalanan.
Sesekali ia melirik ke belakang untuk melihat keadaan Key yang masih berusaha dibangunkan Khaza.

"Key. bangunlah" minyak aroma terapi pun tak bisa menyadarkannya.
"Bisma, tangannya sangat dingin"

Bisma menambah kecepatan laju mobilnya. Menekan klakson berkali-kali agar pengendara lain memberi jalan "bertahan sayang"

"coba untuk terus membuatnya sadar"
*
*
*
Di depan UGD, Bisma berjalan mondar-mandir dengan perasaan gelisah.
Ia tak memikirkan apapun lagi selain keselamatan Key.

Sedangkan Khaza berdiri bersandar pada tembok dengan menggigit kuku-kuku jarinya.
Ia tak pernah secemas ini sebelumnya. Dulu saat saudara kembarnya sedang menjalani operasi, Ia tidak sampai secemas ini.

cklek
"dokter, bagaimana keadaan Key!?" tanya Bisma tak sabar saat seorang dokter keluar dari ruang UGD.
"kita akan melakukan cuci darah untuk menghilangkan racun dalam tubuhnya. Tapi golongan darahnya langka, dan kebetulan stok di rumah sakit kami sedang kosong. Pihak rumah sakit sedang menghubungi PMI pak"
"apa darahnya?"
"B negatif"
"saya B negatif. ambil darah saya dok!"

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang