Chapter 47

10.8K 494 18
                                    

happy reading😊

"ba-baik! aku akan memberi tahu" ucap Anisa yang tak tahan melihat kakaknya disiksa karena perbuatannnya.
Bisma memokuskan diri pada Anisa, menunggu wanita itu membuka suaranya lagi.

"E-Elle"

Semua yang ada disana merasa asing dengan nama itu kecuali Key dan, Anisa tentu saja.

"Elle?" Bisma mengulang. Ia tak ingat pernah bertemu dengan Elle. Ia juga tak ingat Elle adalah istri Rangga.

"E-Elle" Key menggumam tak percaya. Elle terlihat sangat bersahabat setiap bertemu dengannya.
"Key!" Khaza menangkap tubuh Key yang kehilangan keseimbangan.
Bisma menoleh dan segera menggantikan Khaza untuk menopang tubuh Key.

"Key, kamu baik-baik saja?" tanya Bisma khawatir.
"E-Elle" Key bergumam dengan air mata yang membanjiri pipinya.

"kau mengenalnya?" tanya Bisma.
"Elle, Di-dia. dia istri Ra-Rangga"

Bisma tertohok dengan pernyataan Key. Tak menyangka bahwa pilihan berdamai dengan Rangga bukan membersihkan masalah di antara mereka tapi malah menimbulkan masalah baru. Sebelah tangannya mengambil ponsel dari saku celananya lalu melemparkannya pada Morgan.
"pesan dari Key" ucapnya kemudian mengangkat tubuh Key, membawanya keluar dari ruangan itu.

Morgan membuka ponsel Bisma dan membuka pesan dari Key.
Mencari apa yang dimaksud oleh Bisma.
Pesan terakhir, gambar yang Key kirimkan. Key bersama Rangga dan... Elle.
Morgan segera menyebar foto itu pada anak buahnya.

"apa sakit?" Morgan bertanya dengan menyeringai pada Vera "salahkan adikmu yang tidak tepat mencari musuh" ucap Morgan lalu berbalik, membawa Khaza keluar dari ruangan itu.

"Keyra"
Khaza menoleh bingung ketika Morgan menyebut nama Key.

"password" Morgan menunjuk ke belakang, saat itu pintu mulai tertutup sedangkan tangannya masih menarik Khaza pergi.

"wahh hebat!" gumam Khaza kagum.
"kampungan" desis Morgan begitu pelan.

Tapi seiring tertutupnya pintu itu, lorong itu menjadi gelap. Tidak seperti saat ia masuk tadi, karena cahaya hanya berasal dari ruangan itu.

"Morgan, aku takut menabrak sesuatu" ucap Khaza yang langkahnya tampak tak yakin.
"aku hapal jalannya, bodoh" ucap Morgan datar sembari membuka pintu lorong itu.

"selalu saja memanggilku begitu" gerutu Khaza.
Morgan menghentikan langkahnya lalu mendorong Khaza ke dinding.
"ya! kenapa berhenti mendadak!?" pekik Khaza kaget.

Morgan membuka pintu sedikit hingga cahaya dari luar sana menerpa wajah mereka.
"ke-kenapa?" tanya Khaza gugup ketika Morgan mendekatkan wajahnya. Mengurung gadis itu dalam dua lengannya yang bertumpu pada dinding.

"aku ingin melihat makam Khaza, setelah itu bolehkah aku memanggilmu, Anne?"
Langka!! Morgan benar-benar bertanya dengan baik. Kalimatnya cenderung sopan dan meminta izin "Anne" ulang Morgan semakin mendekatkan wajahnya.

Tiba-tiba air mata Khaza meleleh. Pipinya langsung basah oleh air mata. Namanya... akan kembali. Ia ingin kembali menjadi Anne, bukan Nana yang selalu ditatap kasihan oleh orang lain karena sakit.

Mata Morgan hanya tertuju pada bibir gadis itu.
Morgan ingin...
brukk
Khaza menubruk tubuh Morgan. Memeluknya dengan sangat erat.

Morgan dibuat bingung olehnya.

"terimakasih" ucap Khaza "selama 7 tahun aku seperti hidup dengan jati diri orang lain. keluargaku memperlakukanku seperti memperlakukan Nana yang sakit. Tatapan mereka selalu mengiba padaku. aku muak sebenarnya, karena itu saat kuliah aku memutuskan untuk keluar negri" Khaza merasa nyaman saat memeluk Morgan. Tubuh itu begitu kokoh dan hangat.

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang