Chapter 68

8.7K 477 99
                                    

happy reading😊😊
 

"ya sudah. kalau begitu kita tidak jadi menikah saja!"
"oke jika itu... apa!?" Morgan membulatkan matanya tak percaya menatap Khaza "A-Anne"

Khaza mendengus kesal kemudian membalik tubuhnya dan berlari menjauh dari Morgan.
"Anne" Morgan mengejar Khaza yang hampir keluar dari toko itu.
Morgan meraih lengannya dan membalik tubuhnya dengan cepat.

"apa lagi!?" tanya Khaza dengan mata memerah. Sepertinya ia ingin menangis.

Morgan mengatur emosinya dengan memejamkan matanya sejenak dan menghembuskan napasnya agar mereka tidak sama-sama panas.
"Ya Tuhan, kenapa kau kekanakan sekali sih? hm?" Morgan menahan bahu Khaza yang terlihat sekali kesal. Nadanya berubah sangat lembut "baiklah baiklah, apapun yang kamu mau. pilih sesukamu. oke? jangan marah, hm?" Morgan membujuk.
Morgan sangat ingin mengikat gadis ini dalam sebuah janji suci agar ia tak khawatir akan kehilangannya seperti kemarin-kemarin lagi.

"kamu bilang tidak akan menikahiku" rajuk Khaxa dengan bibir yang sedikit mengerucut karena ia berusaha menahan tangisnya. Tidak lucu saja jika ia sampai menangis di hadapan Morgan. Harga diri Khaza juga begitu tinggi.

"iya aku minta maaf. aku reflek tadi mengiyakannya. kita pilih lagi ya?" bujuk Morgan lagi.
Khaza jadi geli sendiri melihat Morgan yang memohon padanya seperti ini. Ini bukanlah Morgan biasanya. Arogan, dingin dan semena-mena.
Dan ini membuat keinginannya menangis hilang seketika.

"Anne"
Khaza pun mengangguk yang membuat Morgan langsung tersenyum lega.
Morgan mempersilakan Khaza jalan duluan untuk menentukan pilihan mereka.

Khaza berdiri di depan salah satu etalase berbagai jenis cincin pernikahan. Ia tampak serius memilih.
Morgan hanya berdiri di sebelahnya dan membiarkan Khaza yang menentukan cincin pernikahan mereka.

"Morgan"
"hm?"
"lihat ini ya" Khaza menunjuk sepasang cincin putih dengan berlian kecil di salah satunya.
"coba yang ini" pinta Morgan pada penjaga toko.

Cincin itu dikeluarkan dari etalasenya dan diperlihatkan pada Morgan dan Khaza.
"bagaimana?" Khaza meminta pendapat Morgan.

Morgan hanya mengangguk setuju.
"boleh saya mencobanya?" tanya Khaza antusias.
"tentu saja, nona"

Morgan mengambil cincin untuk pengantin wanita dan memasangkannya pada Khaza "jarimu kecil sekali Ann"
"ah benar" Khaza melihat cincin itu sedikit kebesaran untuknya.

"kau menyukainya?" tanya Morgan.
Khaza mengangguk "tapi tidak apa jika aku harus memilih yang lain"
"pesan saja yang seperti ini dengan ukuran jari kita" usul Morgan.

"bisakah?" tanya Khaza pada pelayan toko.
"tentu saja, nona" jawab pelayan toko itu dengan ramah. Ia sedikit gemas dengan tingkah Khaza yang begitu lucu dan terlihat agak tak enak.

"aa.. baiklah. kami ingin yang seperti ini. Tapi pernikahan kami minggu depan. Apa waktunya cukup?"
"anda bisa mengambilnya 5 hari lagi nona"
"2 hari" ralat Morgan datar.

Khaza menoleh kepada Morgan "dia bilang 5 hari Morgan"
"aku ingin cincinnya jadi dalam 2 hari Anne" kemudian Morgan menatap pelayan di hadapannya "2 hari atau jangan merangkak di bawah kakiku jika toko ini akan kubakar" ancam Morgan tajam.

Khaza memukul lengan Morgan dengan kepalan kecil tangannya "apa-apaan kau ini?! kau membuatnya takut! jika hanya 2 hari, kau mau memakai cincin setengah?"

Pelayan itu tersenyum melihat tingkah menggemaskan seorang Khaza. Ia yang sempat takut pada Morgan kini bisa bersikap profesional kembali karena Khaza.

Morgan memutar bola matanya malas "kau yakin mau menunggu 5 hari?"
"kenapa tidak jika hasilnya akan memuaskan?" Khaza beralih menatap pelayan toko "kami akan menunggu"

PSYCHOPATH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang