_2_

2.8K 161 17
                                    

Sudah seminggu sejak upacara pemakaman Kouka. Suasana sunyi dirasakan di ruang makan keluarga Yato. Baik Kankou, Kamui, bahkan Kagura tidak ada yang memulai percakapan.

Kankou menatap kedua anaknya dengan rasa bersalah. Dia pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya disaat mereka membutuhkannya. Tapi dia pergi pun untuk mencari pengobatan untuk istrinya.

DRRR.. DRRR…

Ponsel Kankou yang ditaruh di meja ruang tengah bergetar. Ada pesan masuk. Kankou mengambil ponselnya dan membaca pesan tersebut. Dia menghela nafas pelan lalu menoleh ke kedua anaknya. “Kamui.. Kagura… papi mau pergi keluar sebentar.”

“Kau mau kemana?” tanya Kamui pelan. Kamui menunduk dan memandangi kedua tangannya yang sedang mengepal di atas meja makan.

“...” Kankou tidak menjawab. Dia bisa mengetahui anak laki-lakinya sedang kesal dari nada bicaranya.

“Kau mau kemana?” Kamui sedikit meninggikan suaranya. Tangannya bergetar karena sedang menahan amarahnya.

“...”

“KAU MAU KEMANA?” Kamui meninggikan suaranya.

Kagura terkesiap lalu melihat Kamui dan Kankou bergantian. Kagura benci suasana ini dan ingin menangis. Tapi dia tau, jika dia menangis maka suasananya akan semakin tidak mengenakkan.

“...”

BRAK!!

Kamui memukul meja makan. Suaranya yang keras kembali mengagetkan Kagura. Air mata Kagura sudah di ujung matanya. Kamui yang selalu tersenyum sekarang terlihat menakutkan. Tidak ada senyuman di wajah Kamui. Kagura tidak mengenal Kamui yang ada di hadapannya saat ini.

“APA KAU TIDAK MENDENGARNYA? KAU MAU KEMANA?!” bentak Kamui. “APA KAU AKAN MENINGGALKAN KAMI LAGI?!”

“...”

“Apa kau tau mami selalu menanyakanmu saat kau tidak ada?” suara Kamui bergetar. Dia ingin menangis. “Apa kau tau mami menunggumu?”

“Kamui…” Kagura turun dari tempat duduknya dan menghampiri Kamui. Dia memegang baju Kamui dan menariknya pelan. Kamui melepaskan pegangan Kagura sambil menatapnya. Melihat Kagura yang hampir menangis menambah kemarahan kepada ayahnya. Kamui kembali menatap ayahnya dengan penuh amarah.

“Kemana kau saat kami sangat membutuhkanmu?! Kenapa kau meninggalkan kami disaat kami sangat membutuhkanmu?! MAMI PERGI DISAAT KAU TIDAK ADA DISAMPINGNYA!!”

“Kamui…” akhirnya Kankou membuka mulutnya. “... Maaf, Papi harus pergi..”

Kamui yang merasa tidak didengar ayahnya, kesal lalu berlari keluar rumah. Dia pergi meninggalkan rumahnya  karena tidak mau adiknya itu melihat dirinya yang sedang kacau.

“Papi..” Kagura menatap ayahnya. Dia berharap ayahnya tidak pergi. Tapi ayahnya justru memalingkan mukanya dan memunggungi Kagura.

“Maafkan Papi Kagura.” Kankou meninggalkan Kagura sendirian. Kagura hanya bisa melihat ayahnya pergi lalu menundukkan kepalanya. Dia melihat kedua kakinya. Air matanya menetes di atas kakinya.

‘Kagura, mau kah kamu berjanji menjadi seseorang yang akan menyambut Papi dan Kamui dengan senyuman?’ Kagura teringat perkataan ibunya sebelum dia meninggal. Dia menyeka air mata di pipinya.

TING TONG

“China! Ayo bermain!”

+++

“Sougo.. Souko… maukah kalian terus berteman dengan Kamui dan Kagura?” tanya Mitsuki ke kedua anaknya.

Un! Aku akan terus berteman dengan mereka. Aku sudah menganggap Kagura seperti adikku sendiri.” Jawab Souko. “Aku akan menjaganya!”

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang