_17_

1K 104 19
                                    

Kagura baru saja menyelesaikan makanannya. Dia sebenarnya sangat lapar setelah pagi tadi belum sarapan dan mengeluarkan tenaga karena bertengkar dengan Sougo. Dia ingin menambah tapi di depannya saat ini ada Sougo yang sedang duduk. Jika dia menambah pasti laki-laki di depannya ini akan mengatainya ‘babi’, ‘rakus’, atau semacamnya.

“Nee.. Nobutas. Bagaimana caranya agar tubuhku bisa sebagus dirimu? Aku ingin memiliki dada sepertimu.” tanya Kagura berpangku tangan. Kagura penasaran bagaimana Nobume bisa mendapatkan dada yang besar dan tubuh yang ramping di usianya yang masih dua belas tahun itu. Dan walaupun Soyo tidak jauh berbeda dengannya, Soyo tidak ‘serata’ seperti miliknya.

Mendengar pertanyaan yang dilancarkan Kagura, Sougo tersedak. Dia tersedak tidak percaya gadis kecil di depannya ini bertanya seperti itu di depan laki-laki. Tunggu, jangan-jangan dia tidak dianggap seorang laki-laki oleh Kagura?

Soyo juga sebenarnya sempat terkejut mendengar pertanyaan Kagura. Tapi karena laki-laki yang di sebelahnya lebih terkejut dan sedang terbatuk-batuk, dia membantu menenangkan laki-laki itu terlebih dahulu.

“Kamu ingin memiliki yang seperti ‘ini’?” tanya Nobume sambil memegang kedua buah dadanya dengan tangannya. Hal itu membuat batuk Sougo semakin keras. “Percayalah. ‘Ini’ sangat merepotkan.” kata Nobume menunjukkan ekspresi datarnya.

“Kenapa merepotkan?”

“Kagura-chan. Nobume. Kalian akan masuk ekskul apa?” Soyo menyela pembicaraan mereka untuk mengalihkan topik pembicaraan. Dia tidak tega melihat laki-laki disebelahnya itu ngos-ngosan kehabisan nafas.

“Aku akan ikut karate.” jawab Nobume melirik Soyo. Kemudian perhatiannya kembali ke Kagura. “Merepotkan karena semua laki-laki teman sekelas akan menatapmu mesum. Dan.. apa kamu sudah menstruasi, Kagura?”

Brak!

Sougo menggebrak meja di depannya dan berdiri. Gebrakan meja Sougo cukup keras karena orang-orang di sekitar mereka yang kini melihat ke arah mereka.

“Sebentar lagi jam istirahat habis. Lebih baik kalian juga kembali ke kelas kalian.” Sougo pergi meninggalkan mereka bertiga dengan membawa mangkuk bekas ramennya. Dia pergi dengan wajah yang sedikit memerah.

“Aku kasihan pada Okita-senpai.. Kalian berdua seharusnya tidak berbicara seperti itu di depan laki-laki.” Soyo menasehati kedua sahabatnya itu setelah melihat Sougo pergi.

“Eh? Memangnya tidak boleh?” tanya Kagura polos.

“Memangnya dia laki-laki?” tanya Nobume dengan wajah datarnya.

Mendengar pertanyaan balik kedua sahabatnya itu, Soyo hanya bisa menghela nafas dan menepuk jidatnya. “Ayo, kita kembali ke kelas.”

*+*+*+*

Kamui duduk di bangku Kashimadai Park, taman yang dekat dengan rumahnya dulu. Dia beristirahat setelah berkeliling mencari informasi mengenai kecelakaan keluarga Okita dan mencari informasi tentang keberadaan Okita Sougo, orang yang satu-satunya selamat dari kecelakaan itu.

Ini sudah seminggu semenjak, Kamui mendengar tentang kecelakaan keluarga Okita. Dia ingin mencari informasi tanpa bantuan koneksi dari ayah botaknya dan ayah angkatnya, Abuto. Tapi dia tidak menemukan satupun informasi yang berguna.

“Sialan! Semua ini gara-gara si botak itu! Dan juga si bodoh itu!” Kamui mengutuk ayahnya dan Abuto yang sudah merahasiakan ini darinya. Dia tertunduk kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa tanpa koneksi ayahnya itu.

“Maaf, apa terjadi sesuatu?” tanya seorang wanita dengan suaranya yang lembut. Wanita itu memiliki rambut bersurai coklat pasir dan bermanik merah. Seperti milik Okita Mitsuki.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang